Kamis, 23 Februari 2012

Berani Mati ?


Bacaan : Ulangan 30:15-20
Pujian: KJ 375:1
Nats: “….pilihlah kehidupan supaya engkau hidup….” (ayat 19)
Saat mengalami kecelakaan, terjadi patah tulang di pergelangan kakinya. Ia seorang dokter, rasa sakit pada tulangnya yang patah bisa ia tahan dan ia pahami sebagai perubahan struktur tubuhnya. Tetapi ketika teman dokter yang lain memutuskan bahwa tulang yang patah itu harus dibenahi lewat operasi, maka mulailah gentar hatinya. Seketika ia tersadar bahwa tidak mudah berada di dalam situasi itu. Ia harus dibius total, dan bagian tubuhnya harus dioperasi. Berbagai hal buruk menghantui pikirannya, sampai pikiran terburuk: bagaimana jika ia nanti meninggal karena operasi itu? Ya, sebagian besar orang takut menghadapi kematian secara fisik. Tetapi apakah sepanjang kita hidup, iman kita juga hidup bersama tubuh kita ataukah tanpa kita sadari iman kita sudah lama mati?. Jika sudah tiba waktu yang Tuhan rencanakan, maka kematian tubuh kita tidak akan dapat kita tolak. Namun kehidupan iman kita bisa berada dalam kekekalan, dan itu sepenuhnya adalah pilihan kita. Apakah kita mau memilih iman kita hidup kekal ataukah mati? Dan jika kita mau iman kita hidup, maka kita harus memilih kehidupan untuk iman kita, yaitu dengan: mengasihi Allah, mendengarkan suaraNya dan berpaut padaNya (ayat 20). Ini adalah kuci kekekalan hidup kita. Mengasihi Allah bukan hanya berbatas pada doa dan ibadah kita, tetapi bagaimana kita mengerjakan kehidupan ini seperti kita sedang mengasihi Allah: melakukan semua hal yang berkenan bagi kemuliaanNya. Mendengarkan suaraNya, bukan berbatas pada kesetiaan dan ketekunan kita merenungkan firmanNya, tetapi bagaimana kita mampu melibatkan Allah dalam segala aspek kehidupan yang sedang kita kerjakan. Segala keputusan hidup kita, langkah yang kita kerjakan, sudahkah semuanya itu kita pusatkan pada pertimbanganbersama dengan Allah?. Sedemikian Allah mengasihi kita dan tidak membiarkan kita binasa, sehingga Ia member  tanda untuk kita memilih kehidupan supaya kita bisa hidup. Cara memperoleh hidup itu sendiri juga secara jelas Tuhan nyatakan bagi kita. Sekarang tinggal keputusan kita, apakah kita berani mati? (RH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar