Dari
tahun ke tahun gereja mengalami perkembangan. Jumlah warga terus meningkat.
Mengingat keadaan tersebut maka dipandang perlu untuk membangun gedung gereja.
Oleh karena itu pada tanggal 2 Agustus 1929 majelis jemaat Malang membentuk
sebuah panitia dibawah pimpinan J. Mattheus Jr selaku ketua, dibantu M.T.
Wirjosoedjono selaku sekretaris dan M Wirjomoesti selaku bendahara.
Panitia dan para pendeta yaitu J.Pik, Ds. JMS Baljon, Ds. BM Schuurman dan Ds. C.W.Nortier diberi tugas untuk membangun gedung gereja. Direncanakan pembangunan menelan biaya 12.000 gulden, padahal dana yang tersedia baru 7.000 gulden. Kekurangannya didapatkan dari persembahan warga jemaat, baik yang ada di kota maupun warga marenca. Pada akhirnya gedung gereja dapat diselesaikan pada tahun 1931.
Gedung GKJW Jemaat Malang dibangun dengan ciri-ciri : (1). Ditengah kampong Talun Kulon. Pertimbangnnya adalah denkat dengan jalan raya (besar) dan berada di wilayah kampong yang aman dan tenteram.; (2). Diharapkan warga gereja suku Jawa dan berasal dari kalangan menengah ke bawah akan merasa senang melaksanakan ibadah di gesung gereja yang tak terpisah dari masyarakat.(3). Dibangun dengan arsitektur Jawa oleh arsitek terkenal dari Semarang yaitu Ir. Karsten. Bentuk gedungnya meniru bentuk bangunan Jawa dengan pendopo dengan cirri utamanya. Agaknya bentuk gedung gereja seperti ini adalah yang pertama di Jawa Timur. Sekilas bentuk gedung gereja ini mirip bangunan masjid pada atapnya, tetapi kalau diamati akan ditemukan perbedaannya, terutama di interiornya.; (4). Disamping gedung gereja yang kokoh, juga dibangun lapangan kecil yang estetis, ruang konsistori dan rumah guru injil. ;(5). Dipengaruhi sifat kebapakan suku Jawa, bagunan gereja hanya memiliki 11 pilar, bukan 12 sebagaimana jumlah murid Yesus. Hal ini merupakan wujud emosional warga Kristen Jawa terhadap Yudas yang menghianati Yesus.
Secara resmi, gedung gereja digunakan pada hari Minggu 8 Maret 1931 pukul 09.00. Kebaktian pembukaan dipimpin oleh Ds.JMS Baljon dengan bahasa Jawa. Pada tahun ituwarga jemaat berjumlah 134 KK, 383 jiwa. Pada tahun 1977, Pdt.Srisanto memperlengkapi bangunan gereja dengan kapandhitan. Dana diperoleh dari warga Kristen di kota maupun maupun luar kota.
Panitia dan para pendeta yaitu J.Pik, Ds. JMS Baljon, Ds. BM Schuurman dan Ds. C.W.Nortier diberi tugas untuk membangun gedung gereja. Direncanakan pembangunan menelan biaya 12.000 gulden, padahal dana yang tersedia baru 7.000 gulden. Kekurangannya didapatkan dari persembahan warga jemaat, baik yang ada di kota maupun warga marenca. Pada akhirnya gedung gereja dapat diselesaikan pada tahun 1931.
Gedung GKJW Jemaat Malang dibangun dengan ciri-ciri : (1). Ditengah kampong Talun Kulon. Pertimbangnnya adalah denkat dengan jalan raya (besar) dan berada di wilayah kampong yang aman dan tenteram.; (2). Diharapkan warga gereja suku Jawa dan berasal dari kalangan menengah ke bawah akan merasa senang melaksanakan ibadah di gesung gereja yang tak terpisah dari masyarakat.(3). Dibangun dengan arsitektur Jawa oleh arsitek terkenal dari Semarang yaitu Ir. Karsten. Bentuk gedungnya meniru bentuk bangunan Jawa dengan pendopo dengan cirri utamanya. Agaknya bentuk gedung gereja seperti ini adalah yang pertama di Jawa Timur. Sekilas bentuk gedung gereja ini mirip bangunan masjid pada atapnya, tetapi kalau diamati akan ditemukan perbedaannya, terutama di interiornya.; (4). Disamping gedung gereja yang kokoh, juga dibangun lapangan kecil yang estetis, ruang konsistori dan rumah guru injil. ;(5). Dipengaruhi sifat kebapakan suku Jawa, bagunan gereja hanya memiliki 11 pilar, bukan 12 sebagaimana jumlah murid Yesus. Hal ini merupakan wujud emosional warga Kristen Jawa terhadap Yudas yang menghianati Yesus.
Secara resmi, gedung gereja digunakan pada hari Minggu 8 Maret 1931 pukul 09.00. Kebaktian pembukaan dipimpin oleh Ds.JMS Baljon dengan bahasa Jawa. Pada tahun ituwarga jemaat berjumlah 134 KK, 383 jiwa. Pada tahun 1977, Pdt.Srisanto memperlengkapi bangunan gereja dengan kapandhitan. Dana diperoleh dari warga Kristen di kota maupun maupun luar kota.
Juara
PESPARAWI – 1968
|
PS EFRATA – 1978
|
Pengembangan GKJW Jemaat Malang ditandai dengan mendewasakan beberapa jemaat, yaitu: (1). GKJW Jemaat Pulungdowo, 1929, (2). GKJW Jemaat Lawang, 23 Mei 1965, (3). GKJW Jemaat Bululawang, 30 Mei 1965, (4). GKJW Jemaat Kepanjen, 6 April 1969, (5). GKJW Jemaat Sengkaling, 23 Mei 1969, (6). GKJW Jemaat Donomulyo, 23 Nopember 1972, (7). GKJW Jemaat Tulangbawang, 30 Nopember 1975, (8). GKJW Jemaat Batu, 23 Februari 1978, (9). GKJW Jemaat Gadang, 9 Desember 1979, (10). GKJW Jemaat Dinoyo, 18 April 1984, (11). GKJW Jemaat Kedungkandang, 6 Februari 1994, (12). GKJW Jemaat Kebonagung, 14 September 1997, (13). GKJW Jemaat Sukun, 6 Februari 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar