Bacaan : Daniel 1 : 1 – 21 ǀ Nyanyian: KJ 343 : 1, 2
Nats: “Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk daripada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.” (ay. 15)
Joko terlahir dari keluarga yang sederhana. Ayahnya bekerja sebagai buruh tani, ibunya hanyalah seorang pembantu rumah tangga. Penghasilan kedua orang tuanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Untuk biaya pendidikan, Joko harus berjualan makanan sepulang sekolah. Di tengah keterbatasan hidupnya, Joko tidak putus asa. Dia memiliki semangat belajar dan kemauan keras untuk maju. Situasi ini membentuk pribadi Joko jadi orang yang gigih menjalani kehidupan. Ia memiliki nilai lebih dibandingkan teman sebayanya. Berkat kerja keras, ketekunan dan kesungguhannya dalam belajar,akhirnya Joko lulus sebagai lulusan terbaik dan berhak menerima beasiswa untuk melanjutkan sekolah di Perguruan Tinggi Negeri.
Daniel, Hananya, Misael dan Azarya adalah beberapa orang muda Yehuda yang dibawa ke Babel. Mereka dipandang sebagai pemuda berkepribadian baik, memiliki pengetahuan luas dan cakap bekerja bagi raja. Mereka mendapatkan perlakuan yang istimewa selama tinggal di Babel, dimana hidangan yang mereka makan setiap harinya adalah hidangan yang sehari-hari diperuntukkan bagi raja. Tetapi Daniel dan ketiga temannya berketetapan tidak menajiskan dirinya dengan makanan raja tersebut. Daniel menjalani hidupnya dengan ketaatan kepada Allah. Inilah yang membedakan dia dengan orang muda lainnya. Daniel dan ketiga rekannya berkenan di hadapan Allah. Karena itu Allah memberikan hikmat dan kebijaksanaan melebihi semua orang.
Hidup bersama di dunia dapat menjadikan kita terpengaruh oleh situasi dunia, sehingga dapat membuat kita seolah tidak ada bedanya dengan orang lain. Pengaruh perkembangan zaman mempengaruhi kehidupan gereja masa kini. Pertanyaan bagi kita,“Mampukah kita berbeda dengan yang lain? Mampukah kita tetap setia kepada kehendak Allah dan beribadah hanya pada-Nya?” Tantangan hidup seharusnya mengajarkan kita untuk semakin yakin akan penyertaan dan pertolongan Tuhan. Kita semakin berpegang teguh kepada kehendak-Nya. Belajar dari Daniel yang menyandarkan hidup-Nya kepada Allah, kita pun harusnya demikian. (AR)
“Bersandar pada Tuhan mendatangkan pertolongan-Nya.”
http://www.gkjw.web.id/beda-dengan-yang-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar