Bacaan : Galatia 4: 21-26.
Pujian: KJ 282
Nats: “Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.” (ayat.26)
Pujian: KJ 282
Nats: “Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.” (ayat.26)
Nick Vujicic adalah seorang
pemuda Australia tampan dan bersuara indah yang menjadi seorang motivator
sekaligus pengkhotbah terkenal. Saya bisa jamin dia berbeda dari
motivator-motivator lain di dunia, itu karena sejak lahir Nick Vujicic tak
mempunyai tangan dan kaki. Ia hanya memiliki telapak kaki dengan dua jari kecil
di pinggang kirinya. Dengan kondisi fisik yang demikian, tentu ia mengalami
hidup yang amat berat. Namun ia tak menyerah terhadap keterbatasannya. Nick tak
menyesali apa yang tidak ia punya namun bersyukur atas apa yang ia miliki. Nick
Vujicic memilih untuk hidup merdeka! Bagaimana dengan kita, apakah kita telah
memiliki hidup yang merdeka?
Melalui sebuah alegori, Paulus
membandingkan kedua isteri Abraham: yang seorang adalah hamba (Hagar) dan yang
lain adalah perempuan merdeka (Sara). Anak dari Hagar adalah anak yang
berasal dari kedagingan, sedang anak yang dilahirkan Sara adalah anak
perjanjian (ay.23). Lalu Paulus menyimpulkan alegorinya sendiri bahwa ini
adalah kiasan yang menunjukan bahwa ada anak-anak manusia yang dilahirkan dalam
perhambaan (ay.24-25), namun kita adalah anak-anak perempuan yang merdeka
(ay.26). Dengan demikian, Paulus ingin menjelaskan bahwa di dalam kuasa darah
Kristus kita adalah manusia yang telah dimerdekakan. Merdeka dari kuk Taurat
dan bebas dari kuasa dosa. Sebagai orang-orang yang dimerdekakan, tentu
cara hidup dan cara pandang kita terhadap hidup juga harus berbeda. Jangan
mudah mengeluh atas keterbatasan kita, bersyukurlah atas apa yang ada. Seperti
Nick Vujicic yang selalu berusaha mencapai kemerdekaan di tengah keterbatasan
fisiknya, mari kita belajar untuk terus berjuang! (Rhe)
Tantangan yang ada bertujuan untuk menguatkan pendirian, bukan
untuk meniadakan pendirian. (Nick
Vujicic)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar