SEGENAP MAJELIS DAN WARGA GKJW JEMAAT MALANG MENGUCAPKAN
SELAMAT TAHUN BARU 2013
TUHAN MEMBERKATI
Senin, 31 Desember 2012
Jadilah Terang
Bacaan : Yohanes 1 : 1 18.
Pujian: KJ 422
Nats: “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya” (ayat. 5)
Pujian: KJ 422
Nats: “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya” (ayat. 5)
Dalam sebuah raker KPK, di MD ST 2 seorang Pendeta pernah bilang jadilah lilin, bukan jadi mercon atau kembang api. Lilin memang nyalanya kecil tidak bisa membuat orang takjub dan terpesona. Tetapi dia lebih abadi,dan setiap saat sering kali dibutuhkan. Mercon atau kembang api memang sering membuat orang terkagum-kagum dan terpesona. Tetapi itu tidak bertahan lama, hanya sebentar saja. Contoh: ketika perut kita sakit,dan sedang dalam keadaan lampu mati,tentu lilin lebih kita butuhkan dari pada kembang api. Tetapi kenyataanya dalam hidup sehari-hari, kita sering lihat orang banyak mencari hal-hal yang spektakuler. Mereka menganggap Ibadah tidak sah kalau tidak ada mujizat besar yang terjadi,harus ada bahasa Roh, harus ada yang rebah dalam nama Yesus, dsb. Banyak hal-hal kecil ketika dilakukan dengan tulus, akan mendatangkan berkat yang sangat mengesankan bagi seseorang. Dalam sebuah pelayanan di LP Gresik,seorang pelayan menasehati Napinya untuk menjadi berkat di sini,tidak perlu muluk-muluk, cukup sederhana,ketika temen satu sel dalam keadaan sakit, pijiti punggungnya, tawarkan barang kali mau dikerokin. Itu saja sudah bisa jadi berkat. Jadi, meringankan beban yang dirasakan.
Jadi menjadi terang atau jadi berkat bisa di mana saja,kapan saja. Untuk menjadi terang tidak harus melakukan sesuatu yang spektakuler. Mulai saja dari hal-hal yang kecil. Mulai saja kepada orang-orang yang kecil, misalnya kepada pembantu rumah tangga, tukang bersih-bersih lingkungan, tukang sampah, kepada buruh, kepada petani, dsb. Mulailah dengan memberi minum atau jajan atau makanan. Yang penting lakukan dengan tulus untuk kemuliaan nama Tuhan. Ingat pemberian Tuhan Yesus yang pertama dalam pelayananNya? Adalah memberikan minuman, anggur, dalam pesta perkawinan di Kana. (HB)
“Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera”
Kamis, 27 Desember 2012
Kurang Peka
Bacaan : Yohanes 20:1-8.
Pujian : KJ 358
Nats: …”Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu dimana Ia diletakkan.” (ayat. 2b)
Pujian : KJ 358
Nats: …”Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu dimana Ia diletakkan.” (ayat. 2b)
Seorang pemuda sedang berjalan di padang pasir dengan wajah pucat dan terasa letih dengan menanggung beban persoalan yang sedang ia hadapi. Tiba-tiba sang pemuda berteriak, “Di mana Engkau, Tuhan?” Kemudian terdengarlah suara lembut, “Aku ada disampingmu.” Sang pemuda kembali berteriak, “Apa buktinya, Tuhan?” Jawab Tuhan, “Lihatlah kesamping, kamu akan melihat kedua telapak kaki.” Sang pemuda bertanya, “Telapak kaki siapa itu, Tuhan?”Jawab Tuhan kepada pemuda tersebut, “Itu adalah telapak kakiKu.”Sang pemuda merasa tenang dan bebannya terasa lebih ringan juga karena Tuhan ada disampingnya. Ketika pemuda tersebut melihat ke samping, ternyata telapak kaki Tuhan sudah tidak nampak lagi. Ia kembali berteriak, “Ke mana Engkau, Tuhan? Aku sudah tidak kuat lagi menghadapi masalah ini.”Terdengar kembali suara lembut, “Lihatlah ke bawah, telapak kaki siapa yang kamu lihat?”Jawab sang pemuda, “ Telapak kakiku, Tuhan.”“Itu bukan kakimu, melainkan kaki-Ku, karena Aku sedang menggendong kamu.”
Seperti halnya para murid Tuhan Yesus yang tidak memiliki kepekaan ketika Tuhan Yesus mengajar mereka bahwa Anak Manusia akan mati, tetapi akan bangkit kembali pada hari yang ketiga. Hal ini jelas, ketika mereka berujar: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Ini merupakan salah satu bukti lawatan Allah kepada para murid Tuhan Yesus yang tidak dirasakan oleh mereka dan itu juga sering terjadi dalam kehidupan kita. [DG]
“Kita perlu mengasah kepekaan untuk bisa merasakan kasih dan lawatan Allah”
Rabu, 26 Desember 2012
Rohing Ramamu Kang Ngandika
Waosan : Mateus 10: 17-22.
Pamuji : KPK 87: 1, 2.
Nats: “Awit dudu kowe kang caturan nanging Rohing Ramamu, kang ngandika lumantar kowe”(ayat. 20)
Pamuji : KPK 87: 1, 2.
Nats: “Awit dudu kowe kang caturan nanging Rohing Ramamu, kang ngandika lumantar kowe”(ayat. 20)
Adhedhasar sabdanipun Gusti ing
dinten punika, wonten paseksi tumrap pitulunganipun Gusti ingkang karaos nyata,
ing satengahing gesang pasamuwan. Wonten kathah pasamuwan ingkang kedah
pontang-panting anggenipun ngedegaken papan pangibadah. Salah satunggalipun
inggih pasamuwan ing GKJW punika. Sampun kirang langkung selangkung tahun greja
punika madeg lan sadangunipun wekdal punika boten wonten masalah kaliyan warga
masyarakat ing sakiwa tengenipun. Wekdal pasamuwan badhe miwiti anggenipun
ngrampungaken kewajiban murih grejanipun pikantuk IMB (Ijin
MendirikanBangunan), wonten saperangan warga masyarakat ingkang ngalang-alangi
lampahipun. Ngantos satunggaling dinten, dipunwotenaken pirembagan sesarengan
murih sedaya saged karampungaken kanthi manah lan pamikiran ingkang padhang
dening pemerintah desa.
Ingkang estu mbingahaken inggih
pembelaan punika boten medal saking pihak greja, ananging para sedherek
lintunipun ingkang sampun sesarengan gesang kirang langkung selangkung tahun
kaliyan umat Kristen GKJW punika. Ingkang dipunraosaken kawontenanipun greja
punika boten dados ancaman. Malah-malah sampun kathah perkawis kemasyarakatan
ingkang ugi dipunrantasi kanthi sangkul sinangkul kaliyan pihak greja. Cekaking
carios, proses IMB dipunlajengaken ngantos sarampungipun. Kalair saking raos
sokur dipunwontenaken pagelaran ringgit purwa kanthi pambiantu saking warga
masyarakat ing sakiwa tengenipun. Punika kabingahan kagem sedayanipun.
Pitulunganipun Gusti punika mesthi badhe dipunparingaken kagem sedaya para
kagunganipun. Ingkang kedah kita gatosaken punika lampah peladosan kita punika
sampun nyunaraken kasaenanipun Gusti lan karaosken dening tiyang kathah punapa
dereng? Menawi sampun, boten sisah adu otot, boten kedah nggelar demo. Gusti
mitulungi lumantar asil katresnan kita. [PKS]
“Pambudidaya sae, badhe nglairaken asil ingkang sae.”
Selasa, 25 Desember 2012
Jumat, 21 Desember 2012
Lawatan Yang Menyemangatkan
Bacaan :
Lukas 1: 39 – 45,
Pujian: KJ 424
Nats: “…berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.” (ayat. 39)
Pujian: KJ 424
Nats: “…berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.” (ayat. 39)
Kalau
tiba-tiba pintu rumah anda diketuk orang dan ketika anda membukanya, di sana
ada ajudan bapak Presiden yang mengatakan bahwa bapak Presiden ingin bertamu ke
rumah anda, apa yang akan anda lakukan dan apa yang anda rasakan? Bisalah
dibayangkan, bahwa mungkin kita tidak bisa melakukan apa-apa karena hati kita
terlalu dipenuhi kegembiraan dan keterkejutan. Bisa-bisa, kita bertanya:
benarkah semuanya ini bisa terjadi? Atau, apakah saya tidak bermimpi? Itu baru
bapak Presiden yang ingin datang. Bagaimana jika ternyata Tuhan, berkenan
melawat kita seperti yang terjadi atas diri Maria? Bagaimana kalau kemudian
kita bertamu ke rumah seseorang seperti Elisabet, dan sambutan pertamanya
kepada kita adalah: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah
buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku ?
(ayat 42-43). Apa yang ada di hati kita? Kebanggaan? Sukacita? Atau, yang lain?
Maria,
menerima lawatan Tuhan melalui kesediaannya dipakai Tuhan sebagai jalan
kelahiran Yesus di dunia. Lawatan Tuhan kepada Maria membangkitkan semangat
yang luar biasa kepadanya. Dia segera pergi menemui Elisabet yang sedang
mengandung bayi pioneer (yang mempersiapkan kedatangan) Sang Mesias yang
dikandung Maria. Perjalanan dari tempat Maria, di Nazaret, ke tempat Elisabet,
Yehuda, sangat jauh dan berat karena melewati pegunungan. Namun itu tidak
menyurutkan semangatnya memenuhi panggilan Allah untuk kelahiran Sang Mesias
itu. Lawatan Maria mendatangkan kegirangan yang besar bagi Elisabet dan bayi
yang dikandungnya. Kita sudah menerima lawatan Tuhan yang membawa keselamatan
kekal bagi kita. Sekarang giliran kita untuk melakukan lawatan dengan semangat
untuk membawa dan membagikan kegirangan bagi orang lain. Kegirangan karena
lawatan Tuhan itu, jangan kita nikmati sendiri. Mari kita bagikan dengan
oranglain. Amin. [Mbing]
Kegirangan kita menjadi kegirangan
Tuhan, jika kita bagikan dengan orang lain.
Kamis, 20 Desember 2012
Kanugrahan
Waosan : Lukas 1: 26-38.
Pamuji : KPK 211
Nats: “Aja wedi Maryam, awit kowe oleh sih-kanugrahan ana ing ngarsaning Pangeran.” (ayat. 30)
Pamuji : KPK 211
Nats: “Aja wedi Maryam, awit kowe oleh sih-kanugrahan ana ing ngarsaning Pangeran.” (ayat. 30)
Punapa ingkang kita raosaken
nalika kita nampi hadiah / berkat ingkang boten kita nyana-nyana? Tmmtu kita
rumaos bingah lan kebak saos sokur. Saestu bingahipun kagem brayat ingkang
sampun dangu ngrantos momongan, nalika Gusti Allah maringi momongan dhateng
brayat punika. Mekaten ugi bilih kita taksih dipun paringi gesang, saged
nyambut damel, saged pepanggihan kaliyan sanak sadherek. Sedaya punika wujud
berkahipun Gusti ingkang kita tampeni lan raosaken. Sedaya kabingahan ingkang
kita alami punikasih kanugrahan saking Gusti Allah. Bilih kita dipun paringi
kakiyatan, bagas kasarasan, kacekapan, karukunan ing brayat sedaya punika
minangka peparingipun Gusti Allah dhateng kita umatipun. Nalika malaekat
Gabriel ndhatengi Maryam, Maryam kaget, wonten punapa malaekatipun Gusti
ngrawuhi piyambakipun. Saking ngriku malaekat Gabriel martosaken kabar, bilih
Maryam badhe ngandut Putraning Allah. Maryam kaparingan sih kanugrahanipun
Gusti Allah karana Gusti karsa ngagem piyambakipun dados lantaran wiyosipun
Gusti Yesus ing donya. Saking pawartos punika, Maryam purun nampi punapa
ingkang dados karsanipun Gusti dhateng piyambakipun. Piyambakipun memuji sokur
dhateng Gusti Allah karana sih kanugrahan ingkang dipun tampi.
Rawuhipun Gusti Yesus dhateng
gesang kita mujudaken luhuring katresnanipun Gusti Allah dhateng kita. Sanes
manungsa ingkang ngupadi Gusti, nanging Gusti piyambak ingkang ngrawuhi kita.
Awit tamtu ewed sanget ngupadi Gusti wonten ing swarga. Malah rawuhipun Gusti
ngasta kanugrahan kangge kita.Sih kanugrahanipun Gusti Allah kaparingaken
dhateng kita arupi kawilujengan wonten ing Gusti Yesus Kristus. Kita ingkang
swaunipun tebih saking Allah karana dosa-dosa kita sapunika kita celak kaliyan
Gusti Allahwonten ing Gusti Yesus. Kita ingkang swaunipun gesang ing pepeteng
sapunika kita gesang ing pepadhang. Mila mangga kita tansah bebingah. Mangga
kita ngedum kabingahan punika dhateng tiyang sanes, sintena kemawon. (AR)
“Kabungahan dadi pratandha kanugrahaning Gusti”
Rabu, 19 Desember 2012
Kabar Baik
Bacaan: Lukas
1: 15-25, 8-11.
Pujian: KJ 452:1,2
Nats: Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu (Ayat 19)
Pujian: KJ 452:1,2
Nats: Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu (Ayat 19)
Sepasang suami istri sudah
menikah selama dua tahun dan belum dikaruniai anak. Suatu hari, istrinya harus
dioperasi karena ada gangguan di kandungan. Setelah selesai dioperasi, dokter
menyampaikan kepada suaminya, ”Jika dalam 1-2 tahun pasca operasi istri bapak
tidak hamil, kemungkinan besar bapak tidak akan memiliki anak.” Dua tahun
kemudian, apa yang ditakutkan keluarga ini benar-benar terjadi. Suami istri ini
sudah putus asa untuk mendapatkan buah hati. Pada tahun kesepuluh,
mujizat Tuhan terjadi bahwa dari hasil tes urin ibu tersebut dinyatakan hamil.
Sudah barang tentu berita dari dokter merupakan kabar baik untuk keluarga
tersebut. Sama halnya dengan keluarga Zakharia dalam bacaan hari ini, Tuhan
mengutus Gabriel untuk menyampaikan kabar baik, yaitu istri Zakharia mengandung
seorang anak yang harus diberi nama Yohanes (ayat 13 dan 19).
Kita diutus oleh Tuhan untuk
menyampaikan kabar baik kepada setiap orang agar manusia mengenal Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat. Banyak orang mengalami kekalutan dalam kesulitan
hidup mereka. Kabar baik dari Tuhan, melalui kita, dinantikan oleh mereka.
Allah menghendaki kita, para “malaekat”Nya, mewujudkan lawatan Allah yang
membawa kabar baik dan kasih buat mereka. Sebab, Allah juga menginginkan
kesukacitaan mereka seperti kesukacitaan Zakharia dan Elizabeth. Amin. [DG]
“Kabar baik menjadikan sukacita bagi semua orang yang
mendengarnya”
Selasa, 18 Desember 2012
Ratu Adil
Waosan : Yeremia 23: 5-8.
Pamuji : KPK 221: 1-3
Nats: “ing jaman jumenenge raja iku Yehuda bakal linuwaran lan Israel bakal tentrem uripe…” (ayat.6)
Pamuji : KPK 221: 1-3
Nats: “ing jaman jumenenge raja iku Yehuda bakal linuwaran lan Israel bakal tentrem uripe…” (ayat.6)
Tumrap sadaya tiyang ingkang
wonten ing karibedaning gesang, janji punika saged dipuntingali minangka
pangajeng-ajeng pangluwaran ingkang badhe dipuntampeni. Ananging janji punika
ugi saged ketingal minangka abang-abang lambe. Rakyat kados-kados sampun tuwuk,
nengga wujuding janji para calon pemimpin rikala orasi(pidato) ing satengahing
kampanye wekdal pados dukungan. Ananging sekedhik ingkang saged mujudaken
rerangkening janji-janji kala wau. Pancen menawi janji punika boten
kalajengaken bukti nyata, awis-awis tiyang ingkang saged pitados. Boten nggumun
menawi wonten tiyang ingkang ngumbar janji, nanging tanpa bukti lajeng malah
dipuntebihi. Janji kedah kalajengaken kaliyan bukti nyata. Pitulungan
tamtunipun dados satunggal kabetahaning manungsa wekdal ngraosaken panandhang.
Mekaten ugi kagem Bangsa Israel anggenipun ngantos-antos pitulungan murih
wontena Sang Ratu Adil ingkang jumeneng raja. Lan punika dados satunggaling
Janjinipun Gusti Allah, lumantar Nabi Yeremia, ingkang saking trubusipun Prabu
Dawud samangke, Yehuda badhe kaluwaran, Israel badhe tentrem gesangipun.
Janji punika boten namung dados
isapan jempol kemawon, ananging wonten bukti nyatanipun. Ratu Adil punika
tumurun saking swarga, inggih putra ontang-anting Gusti Allah piyambak. Pancen
Sang Kristus Yesus punika boten dados Ratu Adil sacara politis kados ingkang
dipun antos-antos dening saperangan ageng Bangsa Yahudi. Ananging sacara
karohanen ingkang badhe maringi ayem tentrem lahir batin ingkang sejatos.
Tumrap kita para pitados, boten penting Gusti Yesus rawuh kanthi margi punapa,
tanpa wadya bala, tanpa raja kaya. Ingkang baken,janji punika nyata, bilih
Gusti Yesus, inggih Ratu Adil ingkang sampun pinesthi ngiring para umat nampeni
gesang langgeng ing kraton swarga. Sumangga kanthi bingahing manah nyengkuyung
kabetahaning pahargyan rawuhipun Sang Ratu Adil punika. [PKS]
Nglurug tanpa bala, menang
tanpa ngasorake, wujuding Ratu Adil ingkang digdaya.
Senin, 17 Desember 2012
Mak Nyusss…!
Bacaan :
Kejaddian 49: 8-10.
Pujian : KJ 414
Nats: “…maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa…” (ayat.10)
Pujian : KJ 414
Nats: “…maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa…” (ayat.10)
“Mak
Nyuss…” adalah ungkapan khas seorang pakar kuliner disalah satu program kuliner
di TV kita. Ia selalu digambarkan sedang berjalan-jalan diberbagai kota di
Indonesia sambil mencicipi makanan-makanan khas daerah tersebut. Dan bagi
makanan yang ia anggap istimewa, ia selalu memakannya dengan gaya khas sambil
mengangkat jempol dan berkata, “Mak Nyusss…!” Tidak semua makanan yang dicicipi
akan dilabeli “Mak Nyuuss…!”, hanya yang istimewa saja…
Demikian
pula yang diterima oleh Yehuda, ia dipandang istimewa oleh Allah dan Ayahnya,
Yakub. Yehuda memperoleh berkat yang lebih daripada saudara-saudaranya, Yehuda
menerima janji bahwa ia “..akan dipuji oleh saudara-saudaramu…dan kepadamu akan
sujud anak-anak ayahmu.” (ay.8). Yehudapun akan menjadi suku yang kuat dan
disegani diantara suku-suku Israel, karena ia “…seperti anak singa; setelah
menerkam, engkau naik ke suatu tempat tinggi…” (ay.9). Yakub menjanjikan Yehuda
akan menjadi pemimpin yang luar biasa karena “kepadanya akan takluk
bangsa-bangsa.” (ay.10). Dan kita tahu janji itu digenapi kemudian, keturunan
Yehuda menjadi suku yang paling kuat di Israel dan ia menjadi Kerajaan kuat
yang berdiri sendiri. Pendeknya, Yehuda patut dilabeli “Mak Nyuuss..!” Yehuda
menjadi istimewa dan mak nyuss bukan karena ia sendiri sempurna tanpa cacat
cela, sebenarnya iapun salah satu saudara Yusuf yang ikut merencanakan
penyingkiran Yusuf. Belum lagi ia pernah tidur dengan Tamar, menantunya
sendiri! Ya…ia berdosa. Namun, dalam perjalan hidupnya Yehuda bersedia bertobat
dan mengakui kesalahannya. Karena itulah ia berkenan di hadapan Allah. Kitapun
tak sempurna, tapi dengan kuasa darah Kristus kita pun beroleh janji istimewa
sebagaimana janji Allah pada Yehuda. Mari kita hidup dengan penuh pengharapan
karena Ia telah berjanji bahwa kita semua menjadi anak-anakNya. Mari kita
berusaha hidup dengan rasa (sikap) yang istimewa bagi orang lain, yang….Mak
Nyuusss…!! (Rhe)
“Kita dijadikanNya istimewa, mari
hidup dengan cara yang istimewa pula bersamaNya.”
Jumat, 14 Desember 2012
Kawula Alit
Waosan : Mateus 11: 11-15.
Pamuji : KPK 104
Nats: “… ing antarane wong-wong kang lair saka wong wadon, ora kang madeg ngungkuli Yokanan Pambaptis, ewasamono wong kang cilik dhewe ing Kratoning Swarga, Iku ngluwihi Yokanan Pambaptis.” (11)
Pamuji : KPK 104
Nats: “… ing antarane wong-wong kang lair saka wong wadon, ora kang madeg ngungkuli Yokanan Pambaptis, ewasamono wong kang cilik dhewe ing Kratoning Swarga, Iku ngluwihi Yokanan Pambaptis.” (11)
“Wong cilik luwih gedhe tinimbang Yokanan Pambaptis?”
Dhawuh pangandikanipun Gusti Yesus wonten ing ayat mas waosan kita dinten punika nelakaken bilih kawula alit (tiyang kang ringkih lan sekeng) pikantuk papan ingkang utami wonten ing Kratoning Allah. Yokanan Pambaptis punika “wong agung”, nanging kawula alit langkung utami ing kawigatosan. Kratoning Allah ingkang awujud kaadilan, kayekten, katresnan lan tentrem rahayu punika utaminipun kagem tiyang-tiyang ingkang sinia-sia dening para pangageng lan tiyang kathah. Para kawula alit punika kedah dados perhatian utama (kawigatosan utami) wonten ing sadaya paladosan pakaryanipun Allah njejegaken kaadilan lan kayekten mrih maujuding katresnan lan tentrem rahayu. Kawigatosanipun Gusti Yesus dhateng para kawula alit saestu ageng sanget. Gusti Yesus tansah mitulungi tiyang-tiyang sakit, para tukang ngemis, tiyang-tiyang kasisahan, tiyang-tiyang kaluwen. Tiyang-tiyang ingkang kapiji dados para sakabatipun inggih namung kawula alit, para nelayan.
Dhawuh pangandikanipun Gusti Yesus wonten ing ayat mas waosan kita dinten punika nelakaken bilih kawula alit (tiyang kang ringkih lan sekeng) pikantuk papan ingkang utami wonten ing Kratoning Allah. Yokanan Pambaptis punika “wong agung”, nanging kawula alit langkung utami ing kawigatosan. Kratoning Allah ingkang awujud kaadilan, kayekten, katresnan lan tentrem rahayu punika utaminipun kagem tiyang-tiyang ingkang sinia-sia dening para pangageng lan tiyang kathah. Para kawula alit punika kedah dados perhatian utama (kawigatosan utami) wonten ing sadaya paladosan pakaryanipun Allah njejegaken kaadilan lan kayekten mrih maujuding katresnan lan tentrem rahayu. Kawigatosanipun Gusti Yesus dhateng para kawula alit saestu ageng sanget. Gusti Yesus tansah mitulungi tiyang-tiyang sakit, para tukang ngemis, tiyang-tiyang kasisahan, tiyang-tiyang kaluwen. Tiyang-tiyang ingkang kapiji dados para sakabatipun inggih namung kawula alit, para nelayan.
Para kawula alit asring dipun
sepelekaken. Makaten ugi wonten ing tengahing pasamuwan. Bukti gampilipun, yen
wonten anggota Majelis ingkang nandhang sakit utawi kesripahan, tiyang kathah
sanget sami rame-rame nuweni lan ndhatengi palayadan. Nanging yen ingkang sakit
lan kesripahan punika warga pasamuwan ingkang miskin, ringkih lan sekeng,
sepinten ingkang nuweni lan ndhatengi? Namung sekedhik, kapara sekedhik sanget.
Patrap lan paladosan makaten punika boten adil. Punika cengkah kaliyan
karsanipun Gusti wonten ing Kratoning Allah. Minangka warga Kratoning Allah,
kita kedah tansah nggatosaken gesanging kawula alit, atur pitulungan saking
panandhangipun. Allah Sang Ratuning Kraton Swarga ngarsakaken kita mbudidaya
wujuding tentrem rahayu kagem para kawula alit. [ST]
“Nggatosaken kawula alit punika wataking warga Kraton Swarga”
Kamis, 13 Desember 2012
Ketakutan
Bacaan : Yesaya 41 : 13 20.
Pujian: KJ 410
Nats: “Sebab Aku ini Tuhan, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: janganlah takut, Akulah yang menolong engkau” (ayat. 13)
Pujian: KJ 410
Nats: “Sebab Aku ini Tuhan, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: janganlah takut, Akulah yang menolong engkau” (ayat. 13)
Kalau kita mau jujur, setiap
dosa dari manusia, selalu diawali dari ketakutan. Orang menyuap kepala sekolah,
karena takut anaknya tidak dapat masuk sekolah faforit. Orang korupsi karena
takut tidak bisa hidup mewah seperti teman-temannya. Seorang ibu mencuri karena
takut anaknya akan kelaparan. Ada yang membunuh karena takut rahasianya bakal
ketahuan. Ada yang menipu karena takut kalau dianggap tidak gaul, ketinggalan
jaman, dsb. Adalah sangat wajar kalau manusia kadang kala dihinggapi rasa takut
dalam kehidupan ini. Semuanya itu adalah manusiawi. Tetapi kalau sampai setiap
saat kita hidup dalam ketakutan, itu akan menyusahkan diri kita sendiri maupun
orang lain.
Tapi tentu saja semua itu
menunjukkan bagaimana tingkat keyakinan dari seseorang. Orang yang yakin benar
akan janji Tuhan tentu tidak akan mengalami ketakutan yang berlebihan. Kalau
setiap hari setiap saat kita melakukan apa yang baik dan benar, seperti yang di
contohkan Tuhan, pasti ketakutan itu akan sirna dengan sendirinya seiring
berjalannya waktu. Dan ketika kita melakukan kebenaran itu, Tuhan juga akan
semakin menambahkan hikmat, pengetahuan dan akal budi. Yang tidak baik adalah
kalau ketakutan itu adalah untuk berbuat yang benar. Takut berbuat baik adalah
tidak baik. Jangan takut membela orang tertindas, orang miskin. Jangan takut
menegakkan kebenaran.
Kembali kepada janji Tuhan yang
mengatakan bahwa Dia sendiri yang akan memegang tangan kita dan akan menolong
kita. Apa lagi yang harus kita takutkan? Semua kembali pada seberapa besar iman
dan keyakinan kita terhadap janji Tuhan. Jangan takut akan keberadaan diri
kita, yang akan menimpa hidup kita. Sebab Tuhan pasti menolong kita. Sebab Dia
memegang tangan kita. Pertolongan Tuhan pasti akan datang tepat pada waktunya.
Tidak usah terlalu dipikirkan. Yakini saja!(HB)
“Cara paling baik mengatasi ketakutan ialah meyakini pertolongan
Tuhan”
Rabu, 12 Desember 2012
Kiyat Karana Gusti
Waosan : Yesaya 40: 25-31.
Pamuji : KPK 213
Nats : “… wong kang padha nganti-anti marang Pangeran Yehuwah kaparingan kakuwatan anyar…” (ayat. 31)
Pamuji : KPK 213
Nats : “… wong kang padha nganti-anti marang Pangeran Yehuwah kaparingan kakuwatan anyar…” (ayat. 31)
Olimpiade London 2012 sampun
rampung. Ing acara punika, kita saged ningaliperjuanganipun para atlet
anggenipun kepingin mimpang dados juara. Sedaya atlet ingkang tandhing sami
mbela negarinipun piyambak-piyambak.Ingkang punika dipun betahaken kakiyatan sacara
fisik lan mental supados atlet punika saged mimpang. Saderengipun
tandhing para atlet dipun gembleng sarana latihan ingkang awrat lan temen-temen
supados kasil. Boten namung kiyat sacara fisik kemawon ananging ugi dipun
betahaken mental lan taktik ingkang sae. Karana punika ajang olimpiade saged
dados wahana kangge ukuran sinten atlet ingkang paling sae. Gusti Allah paring
dhawuh dhateng bangsa Israel lumantar nabi Yesaya bilih Gusti Allah karsa
paring kakiyatan dhateng bangsa Israel ingkang wonten ing tanah Babel. Gusti
Allah karsa paring karosan dhateng tiyang ingkang tanpa daya. Gusti Allah dados
sumbering pangajeng-ajeng kangge bangsa Israel ingkang sami ngantos-antos
dhateng Panjenenganipun. Kados peksi garuda ingkang mabur kalawan kakiyatan
swiwinipun mekaten tiyang ingkang ngajeng-ajeng dhateng Gusti pinaringan
pitulungan saha kakiyatan.
Kadangkala utawi mbokmanawi malah asring kita sesambat, kita
rumaos sayah, tanpa daya nglampahi gesang. Karibedaning gesang ndadosaken kita
kuatos lan bingung ngalami gesang. Ananging lumantar dhawuh pangandikanipun
Gusti punika, kita kaparingan pangertosan yen kita ngantos-antos Gusti, saestu
Gusti Allah mesthi paring kakiyatan kangge kita ngadhepi samukawis. Pramila
kita kedah nyuwun pitulungan dhateng Gusti. Lumantar pandonga kita nyuwun dipun
paringi pangluwaran saking sadhengah karibedaning gesang. Yen kita
ndedonga linambaran keyakinan bilih kita badhe kiyat awit pitulunganipun Gusti,
kita mesthi saestu kiyat. Namung gumantung keyakinan kita.Kakiyatanipun manungsa
punika winates, ananging kakiyatan saking Gusti tanpa wates. Gusti Allah
ingkang makarya kangge bangsa Israel ugi Gusti kita ingkang makarya kangge
gesang kita. (AR)
“Wong kang yakin bakal kuwat awit pitulungane Gusti, mesthi bakal kuwat tenan.”
“Wong kang yakin bakal kuwat awit pitulungane Gusti, mesthi bakal kuwat tenan.”
Selasa, 11 Desember 2012
Penghiburan Tanpa Batas
Bacaan : Yesaya 40: 1-11.
Pujian : KJ 390
Nats: “Lihat, itu Tuhan ALLAH,Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa.” (ayat. 10a)
Pujian : KJ 390
Nats: “Lihat, itu Tuhan ALLAH,Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa.” (ayat. 10a)
Ketika hati kita sedang
berduka, rasanya tidak ada satu hal pun yang dapat kita lakukan. Jiwa kita
seolah patah, dan tenaga kita seakan melayang entah ke mana. Bahkan ketika
kata-kata dan nada-nada penghiburancoba diungkapkan dan dilagukan orang
semuanya terasa sumbang. Memang, rasa duka, kecewa, perasaan terpuruk, dan
kegetiran hidup, sering membuat seseorang merasa kehilangan separuh, bahkan
keseluruhan hidupnya. Bukanlah perkara yang mudah untuk bangkit kembali dan
bersemangat lagi menjalankan roda kehidupannya.
Begitulah kehidupan Israel.
Sebagai bangsa pilihan dan menjadi kekasih hati Tuhan sendiri, Israel begitu
terpuruk dalam jurang terdalam keterbuangan dari hadapan Tuhan. Rasanya, tidak
ada lagi yang dapat dibanggakan oleh bangsa yang memiliki catatan perang dan
kemenangan serta kejayaan begitu fantastis di muka bumi. Semuanya menguap,
berganti kesakitan batin yang menyayat dalam nadi kehidupan mereka. Sampai
tibalah mereka pada sebuah pernyataan Tuhan yang datang membangkitkan kembali
mereka dari keterpurukan. Pernyataan itu begitu jelas dan tegas : Lihat, itu
Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia
berkuasa.Proklamasi itu sontak mengembalikan semangat dan spirit Israel yang
telah menghilang. Penghiburan itu, bukan datang dari manusia, namun dari Tuhan
sendiri. Dan kita tahu, bagaimana pada akhirnya Israel diangkat dan
dikembalikan sebagai kekasih hatiNya. Luar biasa !
Bukan tidak mungkin, saat-saat
duka itu sedang menjalari dan mencoba mengikat batin kita saat ini. Jika demikian,
mari kita mengingat bahwa Tuhan berkuasa membebaskannya demi kasihNya kepada
kita. Hanya Tuhanlah yang dapat membuat duka itu sirna, berganti pengharapan
indah di hari depan. Karena itu, dalam rudung kedukaan, mari kita berdoa
kepadaNya : “Penghiburan tanpa batas, datanglah kepadaku. Lawatlah aku….”
[Mbing]
Tuhan tidak pernah membiarkan kita selamanya berduka. Cari dan
resapi penghiburanNya!
Senin, 10 Desember 2012
Ayeming Pangapunten
Waosan : Lukas 5: 17-26.
Pamuji: KPK 54
Nats: “He, sadulur, dosamu wis kaapura.” (ayat. 20b)
Pamuji: KPK 54
Nats: “He, sadulur, dosamu wis kaapura.” (ayat. 20b)
Tiyang ingkang sampun kesayahan saking panandhang, ngalami sakit, kadhang badhe nindakaken punapa kemawon murih engthenging panandhang lan kasarasaning badan. Umpaminipun, wonten ingkang ngantos minum toya seni (urine), tamtu toya seninipun piyambak. Tumindakipun para tiyang ingkang ngandhapaken tiyang lumpuh sapeturonipun wonten ing ngarsanipun Gusti Yesus punika nelakaken 3 bab ingkang wigatos, inggih punika:
1. Tiyang-tiyang punika nggadhahi pangandel ingakng ageng.
2. Tiyang-tiyang punika nggadhahi raos pasedherekan ingkang raket kaliyan tiyang lumpuh punika saha kebak kawelasan.
3. Mulihaken sesambetanipun manusa kaliyan Gusti Allah.
Manawi kita jujur, kita sami ngakeni bilih pangapuntening dosa saking Gusti Allah kita punika dados kabetahan kita ingkang utami. Tanpa wonten pangapuntening dosa, kita boten saged ngraosaken tentrem rahayu ingkang sejatos.
Dhawuhipun Gusti Yesus dhateng tiyang lumpuh “He, sadulur, dosamu wis kaapura” boten ateges Gusti Yesus nganggep tiyang punika nandhang sakit lumpuh awit dosanipun (kabandhingna Yok. 9: 2; Luk. 13: 1-5). Nanging kanthi pangandika punika Gusti Yesus sampun paring pangapunten tumrap dosanipun tiyang lumpuh punika. Gusti Yesus boten paring kasarasaning badan, nanging ugi kabetahaning manusa ingkang utami, nggih punika: pulihing sesambetanipun manusa kaliyan Gusti Allah. Dosa ingkang medhot patunggilanipun manusa kaliyan Gusti Allah sampun kasambung malih. Ingkang sakawit lumpuh tur kebak ing dosa, samangke pulih badan lan karohanenipun. Saiba saenipun manawi kita saged ngalami kasarasaning badan lan rinengkuh dening Gusti Allah. Ewasamanten, sumangga blajar rumaos langkung ayem awit dosa kita ingapunten, tinimbang kasarasaning badan. Nadyan nandhang sakit, boten dados punapa, jer kita tansah gesang tetunggilan kaliyan Gusti Allah. Sikap nrima lan pasrah dhateng Gusti Allah punika badhe saged ndadosaken manah kita saestu kraos ayem tentrem. Sikap nrima lan pasrah tuwin ayeming manah punika saged ngentheng-enthengi sesanggen panandhang kita. [Dwt]
“Ora apa-apa lara, sing penting atiku ayem”
Jumat, 07 Desember 2012
Bersaksi
Bacaan :Matius
9:27-31.
Pujian: KJ 424
Nats: “Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu” (ayat. 31)
Pujian: KJ 424
Nats: “Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu” (ayat. 31)
Ada
dua pola kehidupan rohani orang Kristen yang saling bertentangan berikut
ini.Satu, ada orang yang tahu banyak akan isi Alkitab dan pandai berbicara
tentang iman kepada Kristus, tetapi dalam kehidupan sehari-harinya kurang
selaras dengan imannya. Dan ketika ditanyakan tentang ketidakselarasan
hidupnya, orang itu menjawab, “Allah sangat memperhatikan orang yang mengatakan
tentang Kristus kepada orang lain. Kita harus berani begitu.”Dua, sebaliknya,
ada orang yang tak pernah menceritakan tentang Kristus kepada orang lain dengan
alasan, “Biarlah cara hidupku yang berbicara tentang hal itu.”
Menurut
Saudara, mana yang lebih baik dari kedua pola tersebut? Matius menceritakan
bagaimana sikap yang harus dilakukan ketika orang telah menerima kasih Kristus.
Dua orang buta setelah menerima kuasa Tuhan Yesus, sehingga menjadi melek dan
melihat, melakukan reaksi ‘mereka keluar dan memashyurkanDia ke seluruh daerah
itu’ (ayat 31). Mereka melakukan keseimbangan antara kata dan perbuatan dalam
menyatakan imannya. George Herbert, mengungkapkan betapa pentingnya
keseimbangan antara kata dan perbuatan dalam sebuah penggalan puisinya :
Tuhan, bagaimana kami dapat menjadi
saksiMu?
Bagaikan kaca, kami rapuh dan mudah pecah.
Namun, karena Engkau dan karyaMu yang melapisi
Dengan kemuliaan dari tempat tertinggi
kami dapat menjadi jendela, oleh anugerahMu.
Tetapi khotbah yang hanya kata-kata
Akan lenyap dalam sekejap masuk lewat telinga
tetapi tak terpatri di dalam hati
Bagaikan kaca, kami rapuh dan mudah pecah.
Namun, karena Engkau dan karyaMu yang melapisi
Dengan kemuliaan dari tempat tertinggi
kami dapat menjadi jendela, oleh anugerahMu.
Tetapi khotbah yang hanya kata-kata
Akan lenyap dalam sekejap masuk lewat telinga
tetapi tak terpatri di dalam hati
Tuhan,
tolong kami menjadi saksi-saksiMu lewat kata-kata maupun perbuatan. (Pri)
“Bersaksi tidak hanya menyatakan
lewat kata-kata, tetapi juga lewat perbuatan nyata.”
Rabu, 05 Desember 2012
Ratu Terjelek !
Bacaan :Yesaya 25: 6-10a.
Pujian: KJ 67
Nats: “Dan diatas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan…” (ayat. 7a)
Pujian: KJ 67
Nats: “Dan diatas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan…” (ayat. 7a)
Perempuan mana yang akan
menolak jika dinobatkan sebagai Ratu Tercantik Sejagad? Woww…pasti menyenangkan
sekali diakui sebagai perempuan tercantik! Namun, bagaimana jika yang terjadi
sebaliknya? Disebut sebagai perempuan terjelek di dunia? Hhhmm…pasti sangat
menyakitkan dan menyedihkan! Lizzie Velasquez adalah perempuan muda yang
menyandang predikat itu. Ia adalah seorang gadis 23 tahun yang sejak lahir
menderita sindrom langka yang menyebabkan tubuhnya tak mampu membentuk jaringan
lemak tubuh dan membentuk otot. Tubuhnya tak bisa mencapai bobot ideal, ia
harus makan setiap 15 menit agar bisa bertahan hidup dan bobotnya akan tetap
26,3 kg. Belum lagi sindrom yang belum diketahui namanya itu membuat sebelah
matanya buta, hidungnya runcing, mulut kecil dan kulit keriput bak orang jompo.
Dengan kondisi yang sedemikian buruk, Lizzie punya banyak alasan untuk
berkabung dan menyerah kalah, sejak kecil ia mengalami bullying (ejekan) dari
teman-temannya.
Namun ternyata kondisi itu
malah membuatnya menjadi motivator dan penulis buku inspirasional. Ia menolak
untuk menyerah pada standar umum tentang kecantikan, ia belajar menerima
dirinya, belajar untuk tetap percaya diri dan merasa dirinya diciptakan cantik!
Lizzie menulis buku yang berjudul “Be Beautiful, Be You” (Jadilah Cantik,
Jadilah dirimu Sendiri) yang mengajarkan pada tiap perempuan agar tetap
bersyukur dan merasa cantik, apapun kekurangan mereka. Luar biasa…. Mungkin
kita juga tengah punya alasan untuk bersedih dan berkabung, tapi berkaca dari
apa yang dialami Lizzie mari belajar untuk kuat. Kuat bukan hanya karena
kemampuan diri sendiri, namun terlebih karena Tuhan sudah berjanji bahwa Ia
“…akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan.” (ay.7). Ya…kita tidak
sendirian menghadapi onak duri dan perkabungan. Jangan menyerah! Karena, Tuhan
Sang Sumber Penghiburan dan Kekuatan selalu bersama kita. Be beautiful, Be You!
(Rhe)
“Setiap orang diciptakan Tuhan untuk layak dicintai.” (Lizzie Velasquez)
Selasa, 04 Desember 2012
Ratu Adil
Waosan : Yesaya 11: 1-10.
Pamuji: KPK 323
Nats: “Ing wektu iku trubusan ing oyoding Isai bakal jumeneng dadi gendera tumrap para bangsa…” (ayat. 10)
Pamuji: KPK 323
Nats: “Ing wektu iku trubusan ing oyoding Isai bakal jumeneng dadi gendera tumrap para bangsa…” (ayat. 10)
Ing masa Adven gesang kita katujukaken dhateng
pangajeng-ngajeng tumrap rawuhipun Gusti Yesus ingkang kaping kalih ingkang
jumeneng Ratu Adil ingkang badhe ngadili sedaya tiyang. Kanthi adil lan
wicaksana anggenipun ngadili sedaya tiyang. Pangadilanipun Sang Ratu Adil
ngengetaken kita supados nggadhahi lampah prayogi, kados:
1.
Ajrih-asih dhateng
Yehuwah dadosa kareman kita. Mingangka abdinipun Gusti kita nindakaken
pepakenipun Gusti kanthi katresnan. Yenkagodha tindakkorupsi,dursila, kumeren,
lsp sanes ajrih dhateng KPK nanging ajrih dhateng Gusti. Kita nindakaken
kasaenan awit kita tresna lan dipun tresnani Gusti.
2.
Tansah tumindak adil.
Kaadilan sanes perkawis ingkang gampil.Kaadilan saged kawitipun dhateng dhiri
kita piyambaksranasikap obyektif anggenipun mbiji dhiri pribadi. Kanthi sadar
bilih kita nggadahi kaluwihan tamtu sumedya mitulungi tiyang sanes. Bilih kita
dereng sampurna tamtu ndadosaken kita purun dipun sampurnakaken dening tiyang
sanes.
3.
Tansah lumampah ing
margining bebener lan kasetyan. Sanadyan tiyang sanes remen nrajang bebener lan
nilar kasetyan,nanging abdinipun Gusti tansah setya lan ngambah margining
bebener.
Sadaya menika kedah kita tindakaken lair
trusing batos. Boten namung netepi bebandan (persyaratan) pangadilan supados
saged uwal saking paukuman. Nanging katindakna kanthi bingahing manah. Sumangga
ing masa Adven menika panganti-anti kita tumrap rawuhipun Ratu Adil ugi
ngiyataken lan dadar manah kita supados ugi sagednuladhani sikap lan
tindak-tandukipunGusti Panutan kita ingkang kita antos-antos. Mugi lilin-lilin
Adven dados pralambang ingkang sayektos bilih batos kita kapadhangan dening
pepakenipun Gusti Sang Ratu Adil. Gusti berkahi kita sami. [to2k]
“Ilining toya kang
lumintu nadyan alit saged anyenyeger, kasaenan kang lumintu nadyan alit saged
maedahi.”
Langganan:
Postingan (Atom)