Jumat, 21 Desember 2012

Lawatan Yang Menyemangatkan


Bacaan : Lukas 1: 39 – 45,
Pujian: KJ 424
Nats: “…berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.” (ayat. 39)
Kalau tiba-tiba pintu rumah anda diketuk orang dan ketika anda membukanya, di sana ada ajudan bapak Presiden yang mengatakan bahwa bapak Presiden ingin bertamu ke rumah anda, apa yang akan anda lakukan dan apa yang anda rasakan? Bisalah dibayangkan, bahwa mungkin kita tidak bisa melakukan apa-apa karena hati kita terlalu dipenuhi kegembiraan dan keterkejutan. Bisa-bisa, kita bertanya: benarkah semuanya ini bisa terjadi? Atau, apakah saya tidak bermimpi? Itu baru bapak Presiden yang ingin datang. Bagaimana jika ternyata Tuhan, berkenan melawat kita seperti yang terjadi atas diri Maria? Bagaimana kalau kemudian kita bertamu ke rumah seseorang seperti Elisabet, dan sambutan pertamanya kepada kita adalah: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku ? (ayat 42-43). Apa yang ada di hati kita? Kebanggaan? Sukacita? Atau, yang lain?
Maria, menerima lawatan Tuhan melalui kesediaannya dipakai Tuhan sebagai jalan kelahiran Yesus di dunia. Lawatan Tuhan kepada Maria membangkitkan semangat yang luar biasa kepadanya. Dia segera pergi menemui Elisabet yang sedang mengandung bayi pioneer (yang mempersiapkan kedatangan) Sang Mesias yang dikandung Maria. Perjalanan dari tempat Maria, di Nazaret, ke tempat Elisabet, Yehuda, sangat jauh dan berat karena melewati pegunungan. Namun itu tidak menyurutkan semangatnya memenuhi panggilan Allah untuk kelahiran Sang Mesias itu. Lawatan Maria mendatangkan kegirangan yang besar bagi Elisabet dan bayi yang dikandungnya. Kita sudah menerima lawatan Tuhan yang membawa keselamatan kekal bagi kita. Sekarang giliran kita untuk melakukan lawatan dengan semangat untuk membawa dan membagikan kegirangan bagi orang lain. Kegirangan karena lawatan Tuhan itu, jangan kita nikmati sendiri. Mari kita bagikan dengan oranglain. Amin. [Mbing]
Kegirangan kita menjadi kegirangan Tuhan, jika kita bagikan dengan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar