Jumat, 07 Desember 2012

Bersaksi


Bacaan :Matius 9:27-31.
Pujian: KJ 424
Nats: “Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu” (ayat. 31)
Ada dua pola kehidupan rohani orang Kristen yang saling bertentangan berikut ini.Satu, ada orang yang tahu banyak akan isi Alkitab dan pandai berbicara tentang iman kepada Kristus, tetapi dalam kehidupan sehari-harinya kurang selaras dengan imannya. Dan ketika ditanyakan tentang  ketidakselarasan hidupnya, orang itu menjawab, “Allah sangat memperhatikan orang yang mengatakan tentang Kristus kepada orang lain. Kita harus berani begitu.”Dua, sebaliknya, ada orang yang tak pernah menceritakan tentang Kristus kepada orang lain dengan alasan,  “Biarlah cara hidupku yang berbicara tentang hal itu.”
Menurut Saudara, mana yang lebih baik dari kedua pola tersebut? Matius menceritakan bagaimana sikap yang harus dilakukan ketika orang telah menerima kasih Kristus. Dua orang buta setelah menerima kuasa Tuhan Yesus, sehingga menjadi melek dan melihat, melakukan reaksi ‘mereka keluar dan memashyurkanDia ke seluruh daerah itu’ (ayat 31). Mereka melakukan keseimbangan antara kata dan perbuatan dalam menyatakan imannya. George Herbert, mengungkapkan betapa pentingnya keseimbangan antara kata dan perbuatan dalam sebuah penggalan puisinya :
Tuhan, bagaimana kami dapat menjadi saksiMu?
Bagaikan kaca, kami rapuh dan mudah pecah.
Namun, karena Engkau dan karyaMu yang melapisi
Dengan kemuliaan dari tempat tertinggi
kami dapat menjadi jendela, oleh anugerahMu.
Tetapi khotbah yang hanya kata-kata
Akan lenyap dalam sekejap masuk lewat telinga
tetapi tak terpatri di dalam hati
Tuhan, tolong kami menjadi saksi-saksiMu lewat kata-kata maupun perbuatan. (Pri)
“Bersaksi tidak hanya menyatakan lewat kata-kata, tetapi juga lewat perbuatan nyata.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar