Nats : 1 Raja-Raja 19: 1–15a.
Pujian : KJ438
Nats : “Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya.” (Ay. 3a)
Pujian : KJ438
Nats : “Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya.” (Ay. 3a)
Hampir semua orang pernah mengalami rasa takut.Ada yang merasa
takut atas hal-hal yang belum tentu terjadi,tetapi adapula orang yang memang
takut atas sesuatu yang benar-benar akan terjadi. Ketakutan memang sangat
manusiawi.
Elia,
yang adalah seorang nabi Tuhan,ternyata juga memiliki rasa takut.Ia merasakan
ketakutan yang luar biasa atas apa yang akan dilakukan oleh Izebel
kepadanya.Bagaimana tidak? Izebel yang notabene adalah istri dari Raja Israel,
tentu dapat menggunakan kekuasaannya untuk memburu dan kemudian membunuh Elia.
Ancaman pembunuhan terhadap dirinya bukanlah main-main. Perasaan takut tersebut
telah membawanya kepada rasa frustasi yang sangat dalam.Apa yang bisa
dilakukannya untuk menghadapi penguasa negeri yang memiliki tentara yang kuat ?
Apakah ia harus berdiri menghadapinya atau melarikan diri dari situasi sulit
tersebut. Ternyata Elia memilih untuk melarikan diri dan bahkan saking frustasinya ia meminta agar Tuhan
mengambil saja nyawanya (ayat 3-4).
Tak jarang kita diperhadapkan pada masalah yang sulit yang dapat
membuat kita takut dan frustasi? Kadang kita memilih untuk membiarkan rasa
takut menguasai diri kita lalu mencoba melarikan diri. Kita merasa tak kuasa
melawan rasa takut dan frustrasi.Kita seringkali lupa bahwa kita memiliki Penolong
yang setia, yang siap setiap saat untuk mengulurkan tanganNya kepada kita.
Tuhan tidak pernah melalaikan umatNya yang membutuhkan pertolongan. Ia akan
membangkitkan kembali keberanian kita untuk menghadapi setiap
permasalahan,menghadapi perasaan takut dan menjadi pemenang atas setiap
permasalahan kehidupan. Sungguh berbahagia setiap orang yang senantiasa
mengandalkan Tuhan dalam hidupnya karena ia akan memandang permasalahan sebagai
bagian kehidupan yang justru akan melatih dirinya menjadi pribadi yang tangguh.Amin.
[DK]
“Rasa
takut adalah induk kesalahan. Jika anda tidak takut, anda melekat pada
kebenaran” (Sathya
Sai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar