Selasa, 27 Agustus 2013

Batu Sandungan

Bacaan: Matius 17: 24-27
Pujian: KJ 429:3
Nats : “Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.” (ay. 27)
Pak Jamrut salah satu Ketua RT yang beragama Kristen. Ia seorang yang taat semua aturan yang disepakati oleh warga di kampungnya. Misalnya: kerja bakti setiap minggu pertama setiap bulannya. Selaku Ketua RT, ia mengajak warganya untuk taat kepada aturan yang telah disepakati bersama. Ketika kerja bakti pada hari Minggu pagi, Pak Jamrut beribadah pada sore harinya. Di samping itu, ia juga taat membayar pajak kepada negara. Di gereja, dia rajin mempersembahkan Persembahan Bulanan, talenta dana abadi, uang untuk pembangunan gereja, dan lain lain. Prinsip Pak Jamrut adalah sebagai orang Kristen jangan menjadi batu sandungan bagi orang yang ada di sekitarnya.
Ia sangat memahami, sebagai Ketua RT, Kristen lagi, tentunya bagaikan ikan di dalam akuarium. Artinya, bahwa segala tindak tanduknya akan selalu dipantau dan dinilai oleh orang lain. Ia sangat menjaga supaya orang lain tidak mengatakan “Wong Kristen kok kaya ngono”.
Tuhan Yesus juga mengajarkan kepada para muridNya dan kita semua untuk setia kepada Bapa di surga dan setia juga kepada pemerintah. Tuhan Yesus dan para murid-Nya masing-masing membayar dua dirham kepada pemungut bait Allah. Tindakan Tuhan Yesus dan para murid-Nya merupakan pembelajaran bagi kita semua untuk setia kepada aturan pemerintah (penguasa) yang berupa ketaatan untuk membayar bea dan pajak. Dengan demikian, kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang yang ada di sekitar kita. Amin (DG)
“Jika kaki Anda tersandung, itulah saatnya anda berlutut.” (Frederick Beck)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar