Kamis, 19 Desember 2013

Kok Nggak Datang-datang Sih….



Bacaan    : Lukas  7 : 24 – 30
Pujian : KJ 178
Nats : “Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi.” [ayat 26]

Ketika kita masih kecil, mungkin suatu saat kita pernah ditinggalkan oleh orangtua kita untuk pergi beberapa saat lamanya. Hal itu dapat membuat kita menjadi gusar menunggu kedatangan mereka. “Kok nggak datang-datang sih…?” Mungkin begitu kira-kira apa yang menjadi suara hati kita. Ya, ditinggalkan orangtua memang dapat membuat hati anak-anak merasa sedih, apalagi bila orangtua kita tidak segera datang. Namun perasaan itu akan berubah seketika manakala kita mendengar suara kendaraan atau langkah kaki mereka. Ah, betul-betul plong rasanya. Tidak hanya itu saja, kitapun akan segera bergegas menyambut kedatangan mereka, siapa tahu ada oleh-oleh yang dibawa.
Mungkin seperti halnya anak kecil yang merindukan kedatangan orangtua, demikianlah yang dialami oleh bangsa Israel saat itu. Sekian lama mereka menantikan datangnya perubahan. Dan hal itu seolah-olah terjawab dengan datangnya Kristus di tengah-tengah kehidupan mereka. Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik (ayat 22). Semuanya itu seolah-olah menjawab semua pergumulan yang mereka alami selama ini. Kedatangan Yesus seolah-olah bagaikan kedatangan orangtua yang dinanti-nantikan oleh anaknya. Tidak dengan tangan hampa tetapi membawa oleh-oleh yang membangkitkan sukacita dan pengharapan baru tentang kemuliaan Illahi yang menyapa dunia.
Bagaimana dengan diri kita? Tidakkah kita ingin menyambut Yesus seperti anak-anak yang lama menantikan kedatangan orangtuanya? Kedatangan Yesus di dalam kehidupan kita selalu membawa sesuatu yang lebih besar dari pada yang kita duga. Dia lebih dari pada seorang nabi. Itu akan terjadi asal kita menyambutNya dengan keterbukaan hati kita dan keyakinan akan kuasa dan kasihNya. Dia akan memberikan nuansa pengaharapan baru akan kemuliaan sorgawi, kemuliaan yang juga harus kita bagikan dengan sesama kita. Amin. [DK]
“Sambutlah Dia dengan keterbukaan hati untuk semua orang!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar