Bacaan
: Kejadian 4: 1-16
Nyanyian: KJ 408
Nats : Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya” [ayat 7]
Nyanyian: KJ 408
Nats : Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya” [ayat 7]
Dalam hidup ini ada beberapa hal yang menjadi penggerak atau
sesuatu yang menuntun kehidupan kita, paling tidak ada 5 hal:
1. Digerakkan oleh rasa ingin diakui.
2. Di gerakkan oleh kebencian dan iri hati.
3. Di gerakkan oleh rasa bersalah.
4. Di gerakkan oleh ketakutan.
5. Digerakkan oleh materialisme.
Kain merasa tidak diakui oleh Tuhan, kemudian timbul iri hati dan kebencian, membunuh adiknya. Kemudian setelah disadarkan dia merasa bersalah dan timbul ketakutan yang luar biasa di dalam dirinya.
1. Digerakkan oleh rasa ingin diakui.
2. Di gerakkan oleh kebencian dan iri hati.
3. Di gerakkan oleh rasa bersalah.
4. Di gerakkan oleh ketakutan.
5. Digerakkan oleh materialisme.
Kain merasa tidak diakui oleh Tuhan, kemudian timbul iri hati dan kebencian, membunuh adiknya. Kemudian setelah disadarkan dia merasa bersalah dan timbul ketakutan yang luar biasa di dalam dirinya.
Firman Tuhan hari ini berkisah tentang Kain yang iri dan
marah kepada Habel karena persembahannya tidak diindahkan Tuhan. Sangat mungkin
ia juga merasa malu, karena terjemahan bahasa Ibrani dari “muka muram” (ayat 6)
adalah “wajahnya jatuh”. Wajah jatuh berarti tak punya muka. Tak punya muka
berarti malu. Jadi, Kain menjadi iri, marah, dan sekaligus malu karena Tuhan
menolak persembahannya. Oleh karena itu, Kain melampiaskan kemarahan dan rasa
malu serta iri hatinya kepada Habel, adiknya. Kain membunuh Habel. Ini bukan
tanpa peringatan Tuhan. Sebetulnya Tuhan sudah memperingatkan Kain, agar
“berkuasa atas dosa yang sudah mengintip di depan pintu” (ayat 7). Namun,
agaknya kuasa dosa yang mengintip di pintu hati Kain yang marah dan malu itu
terlalu besar untuk dapat ia kuasai. Hasilnya tragis: Darah Habel tercurah ke
tanah akibat pembunuhan yang dilakukan oleh kakak kandungnya.
Godaan si jahat harus kita kalahkan sejak awal, sejak godaan
itu masih berupa benih. Itu lebih mudah dikalahkan daripada ketika godaan itu
sudah menjadi pohon yang besar. Jangan pernah memberi peluang atau ruang
terbuka di dalam diri kita bagi godaan. Godaan yang dilancarkan Iblis akan
terus berusaha mencari peluang. Jika godaan itu menjadi besar dan masuk ke dalam
hidup kita, kita akan kesulitan mengalahkannya. Jangan sampai kita menjadi
seperti Kain.[HB]
“Dosa berawal dari keinginan kecil
yang tak terkendali.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar