Selasa, 25 Februari 2014
Lihat Sekitar Kita
Bacaan : Ulangan 4 : 9 – 14
Nyanyian : KJ 428
Nats : “Supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu..” [ayt 7]
Lirik lagu “sekitar kita” yang pernah hits di era 1980-an mungkin menggelitik batin kita: “Sempatkanlah melihat, di sekitar kita. Ada banyak kesenjangan antara manusia. Lihat sekitar kita.“ Rasanya cukup untuk menyentil kita terhadap fakta kehidupan sosial di sekitar kita saat ini. Ada banyak kesenjangan dan ketimpangan bahkan ketidakadilan yang kita rasakan. Pertanyaanya adalah, sempatkah kita melihat itu semua?
Kita pasti pernah melihat itu semua. Namun mungkin belum pernah mengingatnya bahkan menggumulinya di dalam batin kita. Seandainya saja kita mengingat lalu menggumulinya mestinya kita memiliki keterbebanan untuk melakukan tindakan nyata yang dapat mengurangi kesenjangan hidup itu.
Mencoba untuk mengingat dan tidak melupakan hal-hal yang kita lihat adalah awal atau dasar penting bagi kita sebelum memutuskan untuk berani melakukan tindakan nyata. Pada saat kita mengingat dan melupakan semua hal tersebut, batin kita akan terpanggil untuk berbuat mengatasi segala yang tidak benar menurut pandangan kita.
Prosesnya adalah dari melihat, memikirkan, memutuskan dan kemudian melakukan. Itulah bagian-bagian yang harus kita lakukan untuk mulai berani menjadi pewarta syallom. Tentu masing-masing orang memiliki “fase” yang berbeda-beda saat ini. Namun masing-masing orang mestinya mengawali dengan langkah yang sama, yakni melihat.
Sekarang mari kita mulai melihat fakta kehidupan di sekitar kita. Bahwa sejatinya syallom itu belum dirasakan oleh setiap orang. Ada banyak kesenjangan dan ketimpangan yang harus diatasi dengan tindakan yang berani. Setelah melihat, mari mencoba mengingat dan tidak melupakan apa yang sudah kita lihat. Lalu biarkan batin kita berolah rasa agar memampukan kita untuk berani memutuskan diri kita untuk terlibat sebagai pewarta syallom. Pada akhirnya, kita semua akan merasakan damai yang begitu indah saat kita berhasil melakukan sebuah perbuatan untuk mengatasi kesenjangan itu. Walaupun mungkin itu hanyalah perbuatan kecil saja. [Oka]
“Sepercik kebahagiaan muncul saat kita berhasil mengatasi kesenjangan”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar