Senin, 03 September 2012

Berani Ditolak


Bacaan : Lukas 4:16-30.
Pujian: KJ 426
Nats: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.”(ayat 24)
Saya teringat sebuah moment penting dalam perjalanan karier saya, waktu itu tahun 1998. Pelajaran pertama yang saya terima sebagai sales adalah belajar untuk berani ditolak. Saya dipaksa keliling dari pintu ke pintu menawarkan product yang saya miliki. Ada yang menerima dengan baik, tapi tak sedikit yang menolak walaupun saya belum berbicara sepatah kata pun. Tentu saya merasa gagal ketika ditolak. Tetapi ternyata semakin sering saya ditolak mental saya menjadi semakin berani dan tak pernah gugup untuk bertemu dan berbicara kepada siapa saja. Saya pun dapat mengemban tugas dengan semangat dan tulus walaupun belum jelas hasilnya.
Alkitab mencatat, bahwa Tuhan Yesus adalah sosok yang berani dan tegas. Terutama ketika Dia harus berbicara tentang kebenaran. Dia menyadari betul bahwa kehadiranNya di dunia ini untuk mengemban mandat dari Allah, untuk menyelamatkan dunia. PengajaranNya tegas dan tidak pandang bulu. Terkadang Dia menabrak arus budaya setempat. Tentu banyak tokoh masyarakat yang tidak senang dengan kehadiranNya. Tetapi itu tidak membuat Tuhan Yesus takut apalagi mundur dari panggilan menyuarakan kebenaran dan memberlakukan kasih. Bagi Dia, menyuarakan kebenaran dan memberlakukan kasih lebih penting dari pada popularitas diri. Di sini kita dapat melihat bahwa apa yang dikerjakan oleh Kristus murni berlandaskan ketulusan, dan bukan demi popularitas diri. Dengan berani ditolak berarti Dia memang tidak mencari popularitas diri.
Mari kita belajar untuk lebih berani, terutama berani bicara tentang kebenaran. Tak perlu takut dikucilkan oleh lingkungan. Tak perlu takut untuk menjadi tidak populer. Kita tidak harus terkenal karena penampilan kita. Tetapi kita harus dikenal karena keberanian kita menyuarakan kebenaran. (OKA)

“Berani ditolak adalah pelajaran dasar Ilmu Ketulusan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar