Bacaan : Lukas 7:31-35.
Pujian: KJ 49
Nats: “Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya” (ayat 35)
Pujian: KJ 49
Nats: “Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya” (ayat 35)
Pernahkan anda amati kedua
orang yang sedang cek-cok atau adu mulut? Kedua belah pihak saling berkata
setengah berteriak, bahkan terkadang saling memaki. Bagian dari organ tubuh
yang paling aktif adalah mulut, sedangkan yang paling pasif adalah telinga. Semakin
lebar mulut menganga, semakin tertutup rapat telinga. Padahal ada sebuah kata
bijak, bahwa Tuhan menciptakan 2 telinga dan 1 mulut agar kita lebih banyak
mendengar daripada berkata.
Bacaan kita hari ini
menceritakan bagaimana Tuhan Yesus memberikan kritik kepada orang-orang farisi
dan ahli taurat. Mereka memakai pengetahuan yang dimiliki untuk mengajar dengan
cara yang tidak benar. Ajaran-ajaran yang diberikan bertentangan dengan
perbuatan yang mereka lakukan, utamanya bertentangan dengan ajaran kasih.
Banyak bicara terkadang membuat kita lupa mendengar. Dan jika itu terjadi maka
akan membawa kita pada kecongkaan diri. Sering merasa bahwa diri kitalah yang
paling benar dan paling hebat. Sementara orang lain bukanlah siapa siapa
dibandingkan kehebatan kita. Tanpa disadari hal ini akan berpotensi membawa
kita pada kegagalan berkomunikasi. Pola komunikasi yang baik seharusnya berpola
seimbang dan selaras. Kedua belah pihak haruslah berbicara dan mendengar dengan
porsi yang seimbang. Ada satu cara untuk merubah kebiasaan berbicara
terlalu banyak. Ambil waktu sesaat dalam kesendirian dan jauh dari kebisingan.
Maksimalkan telinga kita untuk mendengar pelbagai bentuk bunyian, termasuk
bunyi semilir angin atau gemericik air. Dari situ kita akan merasakan ketenangan
jiwa. Dan dari situ pula kita akan merasakan indahnya mendengar. Sekaligus
belajar mengendalikan mulut kita. [OKA]
“Kemampuan menyelaraskan mulut
dan telinga menjadikan orang berhikmat”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar