Bacaan
: 1 Korintus 1: 26-31.
Pujian: KJ 399
Nats: “…Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” (ayat.31)
Pujian: KJ 399
Nats: “…Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” (ayat.31)
Beberapa saat yang lalu, dunia
infotainment (berita hiburan) dipenuhi dengan liputan resepsi perkawinan megah
nan mewah yang dihelat oleh pasangan pedangdut dan seorang janda kaya raya.
Demikian mewah dan megahnya pesta itu, hingga Museum Rekor Indonesia (MURI)
memberikannya penghargaan khusus. Pesta yang disebut-sebut dihadiri oleh 6 ribu
orang dan menghabiskan sedikitnya 4 Milliar Rupiah itu memang sangat
mengagumkan. Mengusung tema 1001 malam, atmosfer Kerajaan timur tengah
disajikan dengan apik dan menarik. Semua yang melihat langsung atau yang
melihat liputannya pasti berdecak kagum dan terheran-heran atas kemegahan pesta
itu. Saat sesi wawancara, pasangan pengantin baru itu pun tampak sangat bahagia
dan bangga atas kemegahan dan kemewahan yang telah berhasil mereka hadirkan.
Seringkali kita bangga dan
megah atas kemampuan, harta, kepandaian atau kedudukan tinggi yang kita miliki.
Perasaan bangga berlebih terhadap diri sendiri inilah yang menurut Rasul Paulus
harus diwaspadai. Dalam surat pertamanya kepada Jemaat Korintus yang memiliki
potensi besar untuk terpecah belah, Paulus mengingatkan mereka bahwa “…ketika
kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak
banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.” (ay.26).
Pauluspun menekankan bahwa Allah memilih para warga Jemaat Korintus bukan
berdasarkan ukuran manusia, namun Ia memilih orang-orang yang dianggap bodoh,
lemah, tidak terpandang dan tidak berarti dalam ukuran manusia justru untuk
“memalukan apa yang kuat” (ay.27) dan “meniadakan apa yang berarti” (ay.28).
Karena itu Paulus memberikan sebuah kesimpulan, “barangsiapa yang bermegah,
hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” (ay. 31).
Saudara, mungkin hari ini kita harus mengakui kesombongan kita
di hadapan Tuhan. Apa yang kita punya dan yang kita nikmati adalah berasal dari
Tuhan saja. Karena itu, tidak ada yang layak untuk bermegah selain di dalam
Tuhan! (Rhe).
“Orang rendah hati memegahkan kasih karunia Tuhan”
“Orang rendah hati memegahkan kasih karunia Tuhan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar