Bacaan : Matius 9 : 14 – 17
Pujian : KJ 383 : 1
Nats: ”Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”
Pujian : KJ 383 : 1
Nats: ”Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”
Fosdick, pernah berkata,
“Bagaimana mungkin pengobatan dapat berhasil, kalau para dokter masih berpegang
pada obat-obatan dan cara pengobatannya seperti 300 tahun yang lalu?” Patokan
ortodoksi kita jauh lebih tua daripada itu. Setiap orang yang membawa ide baru
atau perubahan harus selalu siap menghadapi tantangan, pro dan kontra, dan juga
harus berjuang dengan sekuat tenaga maupun pikiran. Bahkan ada juga yang harus
siap mati untuk itu. Contohnya “Galileo dibakar hidup-hidup sebagai
seorang bidat, ketika iya mengatakan bahwa bumi mengelilingi matahari.” Pada
umumnya, orang-orang beragama mempunyai suatu keinginan untuk mempertahankan
hal-hal yang lama, tradisi yang sudah sekian lamadiberlakukan. Bacaan kita hari
ini, berbicara tentang perubahan atau hal-hal yang baru. Yang menjadi persoalan
bagi orang-orang Farisi adalah bahwa seluruh pandangan, pengajaran, atau
keagamaan Yesus merupakan sesuatu hal yang benar-benar baru. Sehingga, mereka
tidak dapat dengan mudah menyesuaikan diri, apalagi menerima terhadap pandangan
atau pengajaran yang baru itu. Pikirannya tidak lagi luwes, sehingga mereka
tidak dapat, bahkan sulit menerima pandangan atau pengajaran yang baru dari
Yesus. Dengan kata lain, mengubah mindset (pola pikir) mereka tidak mudah.
Yesus memulai dengan ilustrasi yang sekaligus merupakan sindiran dan teguran
atas keengganan bahkan penolakan orang-orang Farisi untuk menerima ajaran atau
pandangan yang baru (ayat 16-17).
GKJW bukan saja Gereja Jawa
yang ada di Jawa Timur, melainkan Gereja yang sudah “mendunia” dengan kata lain
sudah dikenal dimata Internasional. Marilah, kita tidak perlu takut dengan
sesuatu hal yang baru atau perubahan-perubahan yang ada. Yang terpenting,
bagaimana kita menyikapi sesuatu yang baru dengan hikmat dari Allah, sehingga
anak-anak balita, remaja, dan pemuda GKJW tetap menyerukan “Aku anak GKJW”.
Amin. [totok]
“Oh Tuhan, berilah kami ketenangan untuk menerima apa yang tidak
dapat diubah, keberanian untuk mengubah apa yang harus diubah, dan hikmat untuk
membedakanyang satu dari yang lain.” [Reinhold Niebuhr]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar