Rabu, 20 Februari 2013

Haruskah Kita Putus Asa ?


Tubuhnya letih dengan raut muka memurung. Dia berduka. Kobaran emosi siap membakar setiap percikan api yang memercik, yang ada hanya gelap sejauh mata memandang, bahkan rela untuk membawa diri berbelok ke jalur negatif untuk merebahkan keletihannya atau sekedar relaksasi. Ya, Putus Asa … seringkali singgah di kehidupan.
Hidup di kelilingi kebuntuan, jalan keluar yang tak kunjung terlihat, kesedihan selalu menyelimuti, jalan hidup yang selalu berbatu, membenci keadaan, dan lain-lain.
Kalimat-kalimat di atas seringkali muncul sebagai keterangan keadaan ketika kita mendapati beberapa keadaan yang tak sesuai dengan apa yang di inginkan dan sadar atau tidak ternyata kita sudah memvonis keadaan hidup kita secara tidak langsung. Kita pasti pernah beberapa kali mendengar tentang ungkapan kesal dan letih yang muncul akibat keadaan hidup yang semakin tak sesuai dengan keinginan,
“Hidup macam apa ini, semua kok serba susah!!”
dan bahkan ada yang spontan menggerutu akan Tuhan.
“Gusti…kok saya dikasih jalan hidup seperti ini,!!”
ada juga yang dengan bersungut-sungut atau lunglai sedang memaki dan menyalahkan dirinya sendiri.
Ekspresi & Ungkapan yang memvonis dengan menempatkan keadaan hidup di titik terendah dan membawa hidupnya pada konsep putus asa. Konsep putus asa yang kami maksud disini adalah konsep yang lahir dari pola pikir secara otomatis atas penyimpulan keadaan yang tak sesuai dengan yang di inginkan. Dan secara psikologis, pola pikir itu menempatkan niat diri dalam ”usaha non maksimal” karena semangat yang sudah terkikis. Dengan kata lain, anda sendiri yang memenggal tiap ranting-ranting usaha anda, dengan cara membebaskan lahirnya anggapan-anggapan yang mengacu pada (ketidak berhasilan, Percuma, buang-buang waktu, dll) padahal sekali lagi, itu adalah anggapan anda sendiri.
Putus asa terjadi karena melupakan suatu sumber kekuatan yang bisa memompa diri secara batiniah dah lahiriah, sember kekuatan yang sangat special dalam pembentukan pola pikir yang membantu dan sangat-sangat diperlukan untuk menjadi system imun kekebalan diri terhadap konsep putus asa. Sumber kekuatan itu adalah sebuah PENGHARAPAN (hope).
Misalnya, Keadaan yang tak sesuai keinginan adalah Virus, Pengharapan adalah daya tahan tubuh dan Putus asa adalah penyakit. Manusia tak akan pernah bisa mengendalikan virus yang tersebar di lingkungan dan lingkup hidupnya, tetapi manusia bisa menangkalnya. Penangkal virus adalah Daya Tahan Tubuh manusia itu sendiri, sama halnya dengan Pengharapan yang berperan sebagai penangkal putus asa dalam diri kita.
Roma 8:24-25 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
Orang dengan Pengharapan adalah orang yang bersyukur. Selalu Bersuka dalam keadaan apapun, dan Bersabar dalam segala hal meskipun yang tidak di kehendaki.
Roma 12:12, Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.
Ada satu kisah nyata yang sangat terkenal dari seorang bernama Fanny J. cosby. Dia adalah pengarang lebih dari 8000 lagu rohani yang sampai saat ini masih di nyanyikan oleh berjuta-juta umat Kristen di dunia (Kidung Jemaat dll) contohnya, Safe in the Arms of Jesus (selamat di TanganYesus, KJ 388), Blessed Assurance(Ku Berbahagia, KJ 392), Pada Kaki SalibMU, dll.
Fanny dilahirkan pada tahun 1820 dan pada saat umur 6 minggu, Dia terkena demam dan mendapatkan gangguan pada matanya. Setelah dibawa untuk berobat ternyata pengobatan itu malah membuatnya mengalami Kebutaan total pada matanya. Waktu terus berlalu dan Fanny semakin tumbuh, tetapi dalam pertumbuhannya Fanny tak pernah merasa minder dan putus asa. Dan suatu ketika dipertemukanlah Dia dengan seorang komponis music rohani yang akhirnya bekerjasama untuk membuat lagu-lagu rohani yang awalnya di ambil dari puisi-puisi ciptaan Fanny. Sebelumnya Fanny sering menumpahkan isi hati nya dalam puisi-puisi, termasuk yang sekarang menjadi lagu-lagu pujian di Kidung jemaat.
Pada suatu waktu, seorang pendeta bersimpati dengannya dan berkata, “Saya rasa, sungguh membangkitkan belas kasihan bahwa Sang Pencipta tidak memberi anda penglihatan, padahal Ia memberikan banyak sekali karunia lain pada anda.”
Lalu Fanny menjawab, “ Tahukah anda, seandainya pada saat saya lahir saya bisa meminta satu hal, saya akan meminta agar saya dilahirkan buta.”
Pendeta bertanya, :”Mengapa seperti itu ?”
Fanny menjawab, “Karena bila saya naik ke surga nanti, wajah pertama yang akan membangkitkan suka cita dalam pandangan saya adalah Wajah Sang Juruselamat.”
Keteguhan Fanny menjalani kehidupannya memberikan inspirasi bagi banyak orang, termasuk lewat lagu-lagunya yang membangkitkan Iman. Fanny membuktikan bahwa keadaan yang tidak di inginkannya dapat berubah menjadi berkat yang terealisasi lewat lagu-lagu pujian ciptaannya.
Manusia mempunyai hubungan yang intim dengan kekecewaan, dan semua manusia pasti pernah merasa kecewa. Akan tetapi jika kita menempatkan kekecewaan sebagai masalah dan beban di posisi teratas dalam diri maka kekecewaan lah yang mengambil alih diri kita dan dengan waktu singkat Kerajaan kecewa menduduki tubuh kita dengan merubah pandangan-pandangan untuk kita melangkah dan Putus asa lah kita.
Akan tetapi jika manusia mendapati kekecewaan dan menempatkannya sebagai Pemicu dan bahan untuk merubah kekecewaan itu sendiri atas hidup, maka jernihlah segala akal budi dan pandangan kita untuk melangkah. Terlebih jika bisa menjadi berkat untuk banyak orang seperti kisah Fanny.
“Orang-orang yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar, orang-orang yang tinggal di tanah dalam gelap, terang pada mereka telah bersinar.”Yesaya 09:02
Kita bisa menyelaraskan pola pikir, hati dan jiwa serta tubuh kita untuk menjadi orang yang kuat dalam kehidupan dunia ini. Dan jika suatu saat kecewa dan keadaan yang tak di inginkan singgah di hidup kita, jadilah kuat dan katakan…
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah. Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Mazmur42:5
Tuhan memberkati kita semua.
Amin.
 OLEH ANGGIH YOGI ROSDIANTA di gkjw.web.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar