Tubuhnya
letih dengan raut muka memurung. Dia berduka. Kobaran emosi siap membakar
setiap percikan api yang memercik, yang ada hanya gelap sejauh mata memandang,
bahkan rela untuk membawa diri berbelok ke jalur negatif untuk merebahkan
keletihannya atau sekedar relaksasi. Ya, Putus Asa … seringkali singgah di
kehidupan.
Hidup di kelilingi kebuntuan, jalan
keluar yang tak kunjung terlihat, kesedihan selalu menyelimuti, jalan hidup
yang selalu berbatu, membenci keadaan, dan lain-lain.
Kalimat-kalimat di atas seringkali
muncul sebagai keterangan keadaan ketika kita mendapati beberapa keadaan yang
tak sesuai dengan apa yang di inginkan dan sadar atau tidak ternyata kita sudah
memvonis keadaan hidup kita secara tidak langsung. Kita pasti pernah beberapa
kali mendengar tentang ungkapan kesal dan letih yang muncul akibat keadaan
hidup yang semakin tak sesuai dengan keinginan,
“Hidup macam apa ini, semua kok serba
susah!!”
dan bahkan ada yang spontan
menggerutu akan Tuhan.
“Gusti…kok saya dikasih jalan hidup
seperti ini,!!”
ada juga yang dengan bersungut-sungut
atau lunglai sedang memaki dan menyalahkan dirinya sendiri.
Ekspresi & Ungkapan yang memvonis
dengan menempatkan keadaan hidup di titik terendah dan membawa hidupnya pada
konsep putus asa. Konsep putus asa yang kami maksud disini adalah konsep yang
lahir dari pola pikir secara otomatis atas penyimpulan keadaan yang tak sesuai
dengan yang di inginkan. Dan secara psikologis, pola pikir itu menempatkan niat
diri dalam ”usaha non maksimal” karena semangat yang sudah terkikis. Dengan
kata lain, anda sendiri yang memenggal tiap ranting-ranting usaha anda, dengan
cara membebaskan lahirnya anggapan-anggapan yang mengacu pada (ketidak
berhasilan, Percuma, buang-buang waktu, dll) padahal sekali lagi, itu adalah
anggapan anda sendiri.
Putus asa terjadi karena melupakan
suatu sumber kekuatan yang bisa memompa diri secara batiniah dah lahiriah,
sember kekuatan yang sangat special dalam pembentukan pola pikir yang membantu
dan sangat-sangat diperlukan untuk menjadi system imun kekebalan diri terhadap
konsep putus asa. Sumber kekuatan itu adalah sebuah PENGHARAPAN (hope).
Misalnya, Keadaan yang tak sesuai
keinginan adalah Virus, Pengharapan adalah daya tahan tubuh dan Putus asa
adalah penyakit. Manusia tak akan pernah bisa mengendalikan virus yang tersebar
di lingkungan dan lingkup hidupnya, tetapi manusia bisa menangkalnya. Penangkal
virus adalah Daya Tahan Tubuh manusia itu sendiri, sama halnya dengan
Pengharapan yang berperan sebagai penangkal putus asa dalam diri kita.
Roma 8:24-25 Sebab kita diselamatkan
dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi;
sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita
mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
Orang dengan Pengharapan adalah orang
yang bersyukur. Selalu Bersuka dalam keadaan apapun, dan Bersabar dalam segala
hal meskipun yang tidak di kehendaki.
Roma 12:12, Bersukacitalah dalam
pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.
Ada satu kisah nyata yang sangat
terkenal dari seorang bernama Fanny J. cosby. Dia adalah pengarang lebih dari
8000 lagu rohani yang sampai saat ini masih di nyanyikan oleh berjuta-juta umat
Kristen di dunia (Kidung Jemaat dll) contohnya, Safe in the Arms of Jesus
(selamat di TanganYesus, KJ 388), Blessed Assurance(Ku Berbahagia, KJ 392),
Pada Kaki SalibMU, dll.
Fanny dilahirkan pada tahun 1820 dan
pada saat umur 6 minggu, Dia terkena demam dan mendapatkan gangguan pada
matanya. Setelah dibawa untuk berobat ternyata pengobatan itu malah membuatnya
mengalami Kebutaan total pada matanya. Waktu terus berlalu dan Fanny semakin
tumbuh, tetapi dalam pertumbuhannya Fanny tak pernah merasa minder dan putus
asa. Dan suatu ketika dipertemukanlah Dia dengan seorang komponis music rohani
yang akhirnya bekerjasama untuk membuat lagu-lagu rohani yang awalnya di ambil
dari puisi-puisi ciptaan Fanny. Sebelumnya Fanny sering menumpahkan isi hati
nya dalam puisi-puisi, termasuk yang sekarang menjadi lagu-lagu pujian di
Kidung jemaat.
Pada suatu waktu, seorang pendeta
bersimpati dengannya dan berkata, “Saya rasa, sungguh membangkitkan belas
kasihan bahwa Sang Pencipta tidak memberi anda penglihatan, padahal Ia
memberikan banyak sekali karunia lain pada anda.”
Lalu Fanny menjawab, “ Tahukah anda,
seandainya pada saat saya lahir saya bisa meminta satu hal, saya akan meminta
agar saya dilahirkan buta.”
Pendeta bertanya, :”Mengapa seperti
itu ?”
Fanny menjawab, “Karena bila saya
naik ke surga nanti, wajah pertama yang akan membangkitkan suka cita dalam
pandangan saya adalah Wajah Sang Juruselamat.”
Keteguhan Fanny menjalani
kehidupannya memberikan inspirasi bagi banyak orang, termasuk lewat
lagu-lagunya yang membangkitkan Iman. Fanny membuktikan bahwa keadaan yang
tidak di inginkannya dapat berubah menjadi berkat yang terealisasi lewat
lagu-lagu pujian ciptaannya.
Manusia mempunyai hubungan yang intim
dengan kekecewaan, dan semua manusia pasti pernah merasa kecewa. Akan tetapi
jika kita menempatkan kekecewaan sebagai masalah dan beban di posisi teratas
dalam diri maka kekecewaan lah yang mengambil alih diri kita dan dengan waktu
singkat Kerajaan kecewa menduduki tubuh kita dengan merubah pandangan-pandangan
untuk kita melangkah dan Putus asa lah kita.
Akan tetapi jika manusia mendapati
kekecewaan dan menempatkannya sebagai Pemicu dan bahan untuk merubah kekecewaan
itu sendiri atas hidup, maka jernihlah segala akal budi dan pandangan kita
untuk melangkah. Terlebih jika bisa menjadi berkat untuk banyak orang seperti
kisah Fanny.
“Orang-orang yang berjalan dalam
kegelapan telah melihat terang yang besar, orang-orang yang tinggal di tanah
dalam gelap, terang pada mereka telah bersinar.”Yesaya 09:02
Kita bisa menyelaraskan pola pikir,
hati dan jiwa serta tubuh kita untuk menjadi orang yang kuat dalam kehidupan
dunia ini. Dan jika suatu saat kecewa dan keadaan yang tak di inginkan singgah
di hidup kita, jadilah kuat dan katakan…
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku,
dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah. Sebab aku akan bersyukur
lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Mazmur42:5
Tuhan memberkati kita semua.
Amin.
OLEH ANGGIH YOGI ROSDIANTA di gkjw.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar