Bacaan : Yohanes 4 : 5 – 26
Pujian : KJ 56
Nats : “…. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran.” [ayat 24]
Pujian : KJ 56
Nats : “…. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran.” [ayat 24]
Mari sejenak memperhatikan cuplikan
percakapan Tuhan Yesus dengan seorang perempuan Samaria:
- Sapaan Tuhan Yesus pertama kalinya kepada perempuan itu: “BerilahAku minum” (ayat. 7), dijawab oleh perempuan Samaria dengan menggunakan akalnya (analogi berpikir): “Masakan Engkau seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria, ayat. 9). Percakapan sederhana Tuhan Yesus dijawab dengan pikiran yang rumit oleh perempuan Samaria Itu.
- Tuhan Yesus berkata kepada perempuan Samaria itu supaya ia memberi-Nya minum, maka Ia akan memberikan kepadanya air hidup (ayat. 10). Lagi-lagi perempuan itu menjawab dengan menggunakan akalnya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?” (ayat. 11). Ketika Tuhan Yesus memakai kalimat inspiratif dalam pembicaraan itu, justru perempuan Samaria menimpali dengan cara berpikir yang sangat dangkal dan mengandalkan akalnya saja.
Sebagian percakapan itu adalah
gambaran sederhana dari kehidupan manusia. Kadang kala manusia tidak berhenti
berpikir dengan akalnya. Bahkan saat berbicara mengenai relasi bersama dengan
Allah, manusia pun mengedepankan akalnya. Hari ini kita diingatkan kembali
untuk menggunakan rem yang tepat ketika kita sedang memakai akal saat berelasi
dengan Tuhan. Allah itu adalah Roh, maka ketika kita menyembah-Nya, kita pun
harus menggunakan roh dan kebenaran, bukan memaksakan akal kita. Jika kita
hanya memakai akal saat menyembah Tuhan dan memahami firmanNya, kita akan
merasa bahwa banyak hal yang tidak masuk akal untuk memahami kehendakNya dalam
kehidupan kita. Inilah yang akan menjadi celah yang merenggangkan relasi kita
dengan Tuhan. Menyembah Allah dengan roh dan kebenaran, sama artinya
menanggalkan ego dan akal kita; seharusnya kita menyembahNya dengan jiwa dan batin
kita; sepenuh hati. [dee]
“Kalau kebenaran menghalangi anda,
berarti anda sedang berada di jalan yang salah.” [Josh Billings]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar