Bacaan: 1 Korintus 9: 16-27.
Nyanyian: KJ 376
Pujian : “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (Ayat 27)
Nyanyian: KJ 376
Pujian : “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (Ayat 27)
Masa depan seseorang bisa dilihat dari 5 hal:
1.
Apa kebiasanya,
2.
Apa yang sering
diucapkan,
3.
Untuk apa uangnya,
4.
Siapa temannya,
5.
Apa yang sering dia
baca.
Kebiasaan adalah pola yang kita ikuti secara
konsisten. Sambil berdoa, kita perlu memutuskan kebiasaan yang akan kita ambil.
Akankah kebiasaan kita itu sekadar jejak rutinitas? Atau akankah kebiasaan itu
menjadi “kebiasaan yang penuh anugerah”?
Paulus mengandaikan perjalanan hidupnya
seperti sebuah perlombaan. Ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk tetap tinggal
dalam perlombaan adalah dengan “melatih tubuhnya dan menguasainya.” Itu berarti
membentuk suatu pola kebiasaan rohani yang konsisten. Kebiasaan untuk menjaga
tubuh tetap sehat itu penting, tetapi disiplin rohani jauh lebih penting.
Apakah kita memilih untuk mengembangkan kebiasaan doa, membaca Alkitab, dan
melakukan perbuatan baik secara konsisten?
Di kota tempat saya
tinggal terkenal dengan sebutan kota seribu warung kopi. Hampir di setiap gang
maupun pinggir jalan terdapat warung kopi. Banyak sekali orang tua maupun muda
kalau sudah cangkrukdengan secangkir kopi bisa menghabiskan
waktunya berjam-jam. Memang tidak semua yang padacangkrukan itu
negatif. Ada yang pekerjaanya makelar yang dari kebiasaanya cangkruk dia
bisa dapat banyak order (pesanan). Tapi kalau cangkruknya
hanya untuk ngobrol yang nggak ada artinya, ya mendingan baca buku yang bisa
nambah ilmu. Saya mengajak warga KRW untuk membiasakan diri membaca majalah
inspirasi indonesia. Mereka membawa majalahnya saat ibadah kemudian
pulangnya ditukar satu dengan yang lain.
Kebiasaan adalah “jejak roda” yang rutin.
Namun, disiplin rohani yang baik dapat mengubah “jejak roda” kita itu menjadi
kebiasaan yang penuh anugerah. (HB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar