Jumat, 13 September 2013

Penguasaan Diri

Bacaan: 1 Korintus 9: 16-27.
Nyanyian:
 KJ 376
Pujian
 : “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (Ayat 27)
Masa depan seseorang bisa dilihat dari 5 hal:
1.     Apa kebiasanya,
2.     Apa yang sering diucapkan,
3.     Untuk apa uangnya,
4.     Siapa temannya,
5.     Apa yang sering dia baca.
Kebiasaan adalah pola yang kita ikuti secara konsisten. Sambil berdoa, kita perlu memutuskan kebiasaan yang akan kita ambil. Akankah kebiasaan kita itu sekadar jejak rutinitas? Atau akankah kebiasaan itu menjadi “kebiasaan yang penuh anugerah”?
Paulus mengandaikan perjalanan hidupnya seperti sebuah perlombaan. Ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk tetap tinggal dalam perlombaan adalah dengan “melatih tubuhnya dan menguasainya.” Itu berarti membentuk suatu pola kebiasaan rohani yang konsisten. Kebiasaan untuk menjaga tubuh tetap sehat itu penting, tetapi disiplin rohani jauh lebih penting. Apakah kita memilih untuk mengembangkan kebiasaan doa, membaca Alkitab, dan melakukan perbuatan baik secara konsisten?
Di kota tempat saya tinggal terkenal dengan sebutan kota seribu warung kopi. Hampir di setiap gang maupun pinggir jalan terdapat warung kopi. Banyak sekali orang tua maupun muda kalau sudah cangkrukdengan secangkir kopi bisa menghabiskan waktunya berjam-jam. Memang tidak semua yang padacangkrukan itu negatif. Ada yang pekerjaanya makelar yang dari kebiasaanya cangkruk dia bisa dapat banyak order (pesanan). Tapi kalau cangkruknya hanya untuk ngobrol yang nggak ada artinya, ya mendingan baca buku yang bisa nambah ilmu. Saya mengajak warga KRW untuk membiasakan diri membaca majalah inspirasi indonesiaMereka membawa majalahnya saat ibadah kemudian pulangnya ditukar satu dengan yang lain.

Kebiasaan adalah “jejak roda” yang rutin. Namun, disiplin rohani yang baik dapat mengubah “jejak roda” kita itu menjadi kebiasaan yang penuh anugerah. (HB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar