Rabu, 21 Mei 2014

Buah Yang Membanggakan



Bacaan: Yohanes 5 : 1-8
Nyanyian:
KJ 309: 1, 2, 4.
Nats :
“Dalam hal inilah Bapak-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak…(Ayat 8)

Selama ini Indonesia dikenal sebagai salah satu negara pengimpor buah-buahan yang cukup besar. Buah-buah tersebut didatangkan dari China, Thailand dan Eropa. Tentu fakta ini menggelitik kita. Sebuah negara sub tropis, yang mestinya menjadi pusat buah-buahan, ternyata malah menjadi salah satu negara importir besar buah-buahan dunia. Maka awal Januari 2014, Indonesia memulai ekspor perdana “pisang mas kirana” ke Singapura. Kedepan, Pemerintah bertekad memperbesar ekspor pisang ini, dengan membuat sebuah perkebunan besar di Jawa barat yang metode penanamanannya profesional dan terus di riset oleh para ahli dari ITB Bandung.
Sering dikhotbahkan bagaimana gereja berbuah. Sayangnya ada persepsi yang tidak tepat mengenai istilah berbuah ini. Ada yang menganggap berbuah itu nampak dari berapa banyak jiwa-jiwa yang dimenangkan untuk Kristus. Ini adalah spirit pekabaran Injil yang dangkal, yang mementingkan jumlah jiwa yang direbut.
Pengertian berbuah adalah menghasilkan buah yang dapat dinikmati oleh sesama kita. Makna terluas dari pandangan ini adalah bagaimana kita menjalankan hidup sehingga kita ini menjadi berkat bagi orang lain. Untuk orang lain yang bersedih kita mampu menghiburnya dan memberikan kelegaan. Kepada orang lain yang sakit, kita datang menguatkan, mendoakan dan memberikan pertolongan. Bagi orang lain yang lapar, kita hadir dan duduk bersama mereka untuk berbagi makanan. Dalam hal ini yang terpenting adalah perbuatan nyata yang bermanfaat bagi orang lain.
Seperti itulah berbuah yang benar, berbuah yang dinikmati orang banyak. Mungkin kita sendiri tak pernah merasakan betapa manisnya buah kehidupan kita. Tetapi ketika orang lain merasakannya, itulah berbuah yang benar. Gereja masa kini harus mewujudkan itu semua. Tidak cukup hanya menyenangkan warga jemaatnya saja. Tetapi juga harus turut memikirkan keberadaan lingkungan sekitarnya. Agar keberadaan gereja di dunia ini juga dicintai setiap orang, walaupun mereka bukan warga gereja. (Oka)
“Gereja adalah rumah hangat bagi siapa saja yang ingin berteduh di sekitarnya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar