Senin, 05 Mei 2014

Mencari Berbekal Percaya

Bacaan: Yohanes 6: 22-29
Nyanyian: KJ 400
Kita tentu pernah bahkan sering mendengar ungkapan “Carilah ilmu sampai ke negeri Cina”. Makna dari ungkapan tersebut adalah ajakan bagi setiap kita untuk tidak pernah lelah mencari ilmu atau belajar sampai setinggi-tingginya. Sebab negara Cina, dikenal sebagai negeri pengetahuan di jaman dahulu. Memang, untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan, seseorang perlu mencari terlebih dahulu, dengan sungguh-sungguh.
Itulah juga yang sedang dialami oleh banyak orang manakala mereka mencari Tuhan Yesus. Tanpa lelah, mereka berusaha mencari Tuhan Yesus. Dan akhirnya, pencarian mereka menemukan hasilnya. Mereka  menemukan Tuhan Yesus di seberang laut (ay. 25). Namun apa yang terjadi? Ketika mereka berusaha menyapa Tuhan Yesus, Dia justru berkata “…sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang”. Ternyata, harapan mereka berbeda dengan harapan Tuhan Yesus akan pencarian mereka terhadapNya. Harapan mereka ketika bertemu dengan Tuhan Yesus adalah “menjadi kenyang”, sementara harapan Tuhan Yesus adalah mereka mencari-Nya bukan sekedar untuk makanan yang fana, melainkan kehidupan yang kekal. Ya, Tuhan Yesus memang menyediakan makanan bagi mereka. Namun tujuan akhirnya bukanlah makanan itu, melainkan bagaimana setiap orang yang telah bertemu denganNya, berusaha mencari dengan sungguh-sungguh (Yesus memakai kata kerja: bekerja) supaya dapat sampai pada kehidupan yang kekal. Dan kesungguhan pencarian setiap orang, terletak pada rasa percayanya kepada Yesus yang diutus oleh Allah untuk menjadi jalan kepada kehidupan yang kekal tersebut.
Merenungkan hal ini, terbit sebuah pertanyaan: Apakah kita pun sudah berusaha mencari dengan sungguh-sungguh agar kita dapat sampai pada kehidupan yang kekal? Anugerah keselamatan, memang sudah diberikan kepada kita. Tetapi hal itu bukan tanpa syarat, sebab syarat untuk itu adalah: percaya kepada Yesus. Percaya itu sepintas mudah, namun sebenarnya tidaklah semudah itu. Sebab percaya itu berarti: mempercayakan hidup, sepenuh-penuhnya. Tidak ada lagi aku, tetapi hanya Dia. Sanggup? Amin. [Cahyo]

Iman itu mempercayai, mempercayakan dan dapat dipercaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar