Senin, 21 Juli 2014

Facebook Juga Pernah Galau

Bacaan : 2 Korintus 4 : 7 – 15  |   Pujian :  KJ 332
Nats: “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.”[ayat 7]

Di jaman ini, siapa yang tak punya akun Facebook? Hampir semua anak SD sampai orang dewasa yang bahkan berstatus Kakek dan Nenek memilikinya. Baru saja saya mengecek daftar teman di Facebook di akun saya, dan baru menyadari bahwa saya punya 1.224 teman, wow! Tahukah saudara, bahwa di tahun 2013 yang lalu, pengguna aktif Facebook di seluruh dunia berjumlah 1,19 milliar orang. Bayangkan berapa besar keuntungan yang didapat Facebook dari jejaring sosial popular ini. Mark Elliot Zuckerberg adalah pendiri Facebook yang diberi predikat sebagai pemuda terkaya di dunia dengan jumlah kekayaan yang tak kurang dari Rp. 13,5 Trilyun. Dia sukses luar biasa di usia muda (28 th). Tapi tak banyak yang tahu, bahwa ia tak berhasil menyelesaikan kuliahnya di Harvard University dan bahkan pernah diperkarakan karena meretas data mahasiswa Harvard. Tapi sekelam apapun masa lalunya, Zuckerberg dan Facebook tetap bertahan dan berkembang dengan hebat.
Tantangan berat yang hampir sama, sedang dialami pula oleh Rasul Paulus. Namun, alih-alih menggalau Paulus menuliskan sebuah frase yang sangat indah tentang penderitaan: “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” (ay. 7). Pada ay. 7 ini Paulus ingin menunjukkan kepada Jemaat di Korintus bahwa harta yang berupa kekuatan Allah telah dianugerahkan, namun ia memilih untuk meletakkannya dalam bejana tanah liat bukan dalam bejana emas atau perak. Tujuan Paulus sederhana, yaitu agar kekuatan Allah yang ditunjukkan dan bukan kekuatannya sendiri yang seringkih tanah liat.
Kita masing-masing punya keringkihan, namun bukankah ini yang menyebabkan kita tetap mencari dan membutuhkan Allah? Sungguh Allah menciptakan kita dengan sempurna, justru saat Dia memberikan kelemahan dan kekurangan dalam diri kita agar kuasaNya terlihat nyata. Mari pancarkan kuasa Allah dari bejana tanah liat kita masing-masing![Rhe]
“Menjadi Kristen bukan berarti kita tak akan pernah jatuh, tapi Kristen mesti bangkit lagi.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar