Selasa, 01 Juli 2014

Penipu Yang Berhimat ?



Penipu Yang Berhimat ?
Bacaan  :  Kejadian 32 : 22 – 32  |   Pujian: KJ 251 : 1
Nats : “…Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” [ayat 26]
Yakub, sebuah nama yang berarti penipu. Demikianlah ia juga suka menipu seperti arti namanya. Ia pernah menipu kakaknya (Esau), menipu ayahnya (Ishak), menipu mertuanya (Laban). Itulah kepribadian Yakub yang dikisahkan pada pasal-pasal sebelumnya di Kejadian. Namun pada  Kejadian pasal 32 ini, menggambarkan sisi lain dari Yakub yang bersedia menaklukkan dirinya sendiri. Ia mulai bergumul bersama dengan Allah untuk mengalahkan dirinya sendiri. Yakub berupaya melewati malam kelam yang menggambarkan kelamnya masa lalu Yakub sebagai penipu. Karena Yakub mempunyai tekad untuk menyambut fajar baru dengan kehidupan yang baru. Setiap kalimat di dalam ayat ini tampak seperti kiasan, tetapi begitulah pergumulan Yakub si penipu yang menemukan hikmatnya bersama dengan Allah. Penipu itu tidak mau lagi hidup dalam kekelaman masa lalu. Penipu itu memegang erat tangan Tuhan untuk dapat memberkatinya dan memberinya kehidupan yang baru.
Demikianlah kisah penipu yang berhikmat itu. Yakub bukanlah lagi penipu karena Allah Sang Pembawa Damai telah mengubahkannya menjadi pribadi yang berhikmat. Penipu itu menjadi Israel yang berarti pejuang Allah. Seorang pejuang yang penuh dengan hikmat dan tidak lagi mengandalkan dirinya sendiri, tetapi sungguh-sungguh tidak mau lepas dari genggaman tangan Tuhan. Tidak selamanya penipu adalah penipu. Penipu yang bersedia berbalik kepada Allah, dengan cara Allah ia akan diubahkan menjadi penuh kemuliaan.
Bagaimana dengan hidup kita? Seberapa kita mampu berjuang mengalahkan diri kita sendiri dari setiap hal buruk yang membelenggu hidup kita? Seberapa setiakah kita untuk terus- menerus mengandalkan Tuhan yang selalu membawa damai sejahtera bagi hidup kita? Yakub telah membuktikan bahwa perjuangannya tidak pernah sia-sia. Akankah kita menyerah? [dee]
”Seuntung-untungnya penipu dengan tipuannya, pasti tidak bisa lebih untung sejahteranya dari orang yang bergantung dan dekat dengan Tuhan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar