Penipu Yang Berhimat ?
Bacaan
: Kejadian 32 : 22 – 32 | Pujian: KJ 251 : 1
Nats : “…Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” [ayat 26]
Nats : “…Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” [ayat 26]
Yakub, sebuah nama yang berarti penipu. Demikianlah ia juga
suka menipu seperti arti namanya. Ia pernah menipu kakaknya (Esau), menipu
ayahnya (Ishak), menipu mertuanya (Laban). Itulah kepribadian Yakub yang
dikisahkan pada pasal-pasal sebelumnya di Kejadian. Namun pada Kejadian
pasal 32 ini, menggambarkan sisi lain dari Yakub yang bersedia menaklukkan
dirinya sendiri. Ia mulai bergumul bersama dengan Allah untuk mengalahkan
dirinya sendiri. Yakub berupaya melewati malam kelam yang menggambarkan
kelamnya masa lalu Yakub sebagai penipu. Karena Yakub mempunyai tekad untuk
menyambut fajar baru dengan kehidupan yang baru. Setiap kalimat di dalam ayat
ini tampak seperti kiasan, tetapi begitulah pergumulan Yakub si penipu yang
menemukan hikmatnya bersama dengan Allah. Penipu itu tidak mau lagi hidup dalam
kekelaman masa lalu. Penipu itu memegang erat tangan Tuhan untuk dapat
memberkatinya dan memberinya kehidupan yang baru.
Demikianlah kisah penipu yang berhikmat itu. Yakub bukanlah
lagi penipu karena Allah Sang Pembawa Damai telah mengubahkannya menjadi
pribadi yang berhikmat. Penipu itu menjadi Israel yang berarti pejuang Allah.
Seorang pejuang yang penuh dengan hikmat dan tidak lagi mengandalkan dirinya
sendiri, tetapi sungguh-sungguh tidak mau lepas dari genggaman tangan Tuhan.
Tidak selamanya penipu adalah penipu. Penipu yang bersedia berbalik kepada
Allah, dengan cara Allah ia akan diubahkan menjadi penuh kemuliaan.
Bagaimana dengan hidup kita? Seberapa kita mampu berjuang
mengalahkan diri kita sendiri dari setiap hal buruk yang membelenggu hidup
kita? Seberapa setiakah kita untuk terus- menerus mengandalkan Tuhan yang
selalu membawa damai sejahtera bagi hidup kita? Yakub telah membuktikan bahwa
perjuangannya tidak pernah sia-sia. Akankah kita menyerah? [dee]
”Seuntung-untungnya penipu dengan
tipuannya, pasti tidak bisa lebih untung sejahteranya dari orang yang
bergantung dan dekat dengan Tuhan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar