Bacaan : Matius 10 : 34 – 11 : 1 | Pujian: KJ 433
Nats : “Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia muridKu, …Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upah daripadanya” [ayat 42]
Pernahkah kita perhatikan apa yang dilakukan seseorang yang sedang berpuasa saat berbuka puasa tiba? Hampir semua membatalkan puasa dengan meminum air yang menyegarkan tenggorokan. Banyak orang yang mengatakan lapar masih bisa ditahan, tapi dahaga sangat berat untuk dirasakan. Tenggorokan serasa lengket, badanpun lemas. Minum air secangkir saja, rasanya begitu lega dan membuat tubuh kembali segar.
Perasaan dahaga adalah perasaan alami yang bisa dirasakan oleh manusia. Secara harafiah, mencerminkan sebuah kondisi dimana manusia sangat membutuhkan air untuk menghapus rasa dahaga yang dirasakan. Dalam kondisi normal, secangkir air mungkin tidak terlalu berarti bagi kita. Namun dalam kondisi dahaga, secangkir air lebih berharga dari apapun.
Perumpamaan ini menjadi sebuah materi pengajaran bagi Yesus, bagaimana membagi kesejahteraan bagi sesama. Kepada kita diajarkan prinsip berbagi tanpa melihat derajat atau status sosial. Pernyataan Yesus tersebut menjelaskan bagaimana seharusnya kehidupan kita sebagai murid-muridNya, yakni menerima sesama kita dengan apapun kondisi yang ada. Bukan hanya menerima pribadi yang se-level dengan kita, bahkan menerima sesama kita yang berkekurangan, lemah atau terpinggirkan.
Kepada mereka semua seharusnya kita membagikan secangkir air dengan ketulusan. Secangkir air yang mungkin tidak berarti apa-apa bagi pribadi-pribadi yang memiliki “tandon air”. Namun secangkir air itu bermakna bagi orang-orang yang dahaga dan membutuhkan. Sikap dan perbuatan kita bagi mereka itulah yang dicatat secara khusus oleh Yesus sebagai sebuah kebaikan sejati. Sederhana, namun berarti dan bermakna. Seperti itu pula kehadiran Yesus di dunia ini. Membagikan secangkir air dengan kasih sejati. Dalam kesederhanaan, Yesus dapat memulihkan orang-orang yang dahaga jasmani maupun rohani. Dan sesungguhnya itulah wujud kasih yang sebenarnya. [Oka]
“Secangkir air mampu mewakili perbuatan besar penuh kasih bagi pribadi yang sedang dahaga”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar