Bacaan : Lukas 9 : 51 – 56 | Pujian: KJ 362:2
Nats: “Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia…” [ayat 53]
Nats: “Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia…” [ayat 53]
Mari kita bayangkan sosok yang
paling kita cintai dalam hidup kita, dan mari menghayati beberapa pertanyaan
berikut ini! Bagaimanakah perasaanku jika orang yang aku cintai:
1. berbicara kasar kepadaku?
2. menutup telepon sebelum aku selesai berbicara?
3. memintaku pergi dari hadapannya?
4. tidak mau menjawab pertanyaanku?
5. merasa malu berada dekat denganku?
1. berbicara kasar kepadaku?
2. menutup telepon sebelum aku selesai berbicara?
3. memintaku pergi dari hadapannya?
4. tidak mau menjawab pertanyaanku?
5. merasa malu berada dekat denganku?
Sedemikian pulalah rasa sakit hati
para murid Tuhan Yesus ketika melihat Tuhan Yesus ditolak oleh orang Samaria.
Sampai-sampai mereka ingin membalas tindakan orang Samaria itu dengan
mendatangkan api dari langit untuk membinasakan mereka. Tetapi Tuhan Yesus
justru menegur para murid supaya mereka tidak membalas penolakan orang Samaria.
Kasih Tuhan Yesus tidak pernah berbatas dan bersyarat. Meski kepada orang-orang
yang telah menolak-Nya, kasih itu tetap saja berlaku. Inilah yang hendak
diajarkan Tuhan Yesus kepada para murid, termasuk kepada kita semua.
Seberapapun menyakitkannya sebuah penolakan yang kita rasakan, kita tidak
berhak melakukan pembalasan dalam bentuk apapun.
Melalui pengajaran ini, kita semakin
memahami bahwa karya keselamatan Tuhan Yesus itu bersifat universal, termasuk
bagi orang Samaria. Orang Samaria yang dimaksudkan adalah para penduduk wilayah
tengah Palestina, yang dianggap sebagai bangsa yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai hidup baik yang diyakini oleh orang Yahudi. Sehingga dalam sejarah
Alkitab, orang Samaria selalu menjadi kelompok yang disisihkan dan dianggap
jahat. Namun, Tuhan Yesus mematahkan tradisi ini, dengan mengajarkan kepada
para murid untuk tidak melakukan pembalasan dengan perbuatan menyakitkan yang
dilakukan orang Samaria kepada Tuhan Yesus. Melalui sebuah penolakan,
Tuhan Yesus mengajarkan kasih yang tidak biasa, yaitu kasih yang sesungguhnya:
tak bersyarat, tak berbatas.
Bagaimanakah dengan kita? Apa yang
akan kita lakukan ketika orang lain menolak kita atau menyakiti hati kita?
[Dee]
“Kemenangan yang paling indah ialah
yang bisa menaklukkan hati sendiri”
(La Fontaine)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar