Bacaan : Yunus 1 : 1 – 2 : 10 | Nyanyian : KJ 429
Nats: “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku. Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan.” [ayat 2 - 3a]
Kota Niniwe memang bukanlah wilayah kerajaan Israel, itu adalah bagian dari kerajaan Asyur. Walaupun begitu kejahatan yang terjadi atas kota itu rupanya tak luput dari perhatian Tuhan. Oleh karena itu Tuhan berpikir bahwa kota tersebut harus mengalami pertobatan. Untuk tugas itu maka Yunus bin Amitai, seorang nabi Tuhan yang hidup di jaman Raja Yerobeam bin Yoas segera diutus.
Entah mengapa, Yunus merasa enggan melaksanakan tugasnya. Mungkin ia berfikir apa gunanya melakukan itu semua? Bukankah mereka adalah bangsa yang tidak mengenal Tuhan, Allah Israel? Buat apa Tuhan harus mengasihi bangsa lain? Kenapa harus repot-repot mengurusi orang lain? Apakah tidak lebih baik Tuhan mengasihi bangsa Israel saja?
Pertanyaan-pertanyaan seperti di atas seringkali juga menghinggapi pikiran kita. Untuk apa Tuhan mengasihi orang yang jelas-jelas mencela Tuhan? Untuk apa saya harus peduli dan mengasihi orang lain sementara mereka sendiri tidak pernah peduli dengan kita? Bahkan mereka seringkali memusuhi kita.
Yunus dan kita, seringkali lupa bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang mengasihi seluruh umat manusia, mahluk dan semesta raya ini. Bukankah bapa Abraham (Israel) dan juga kita dipanggil untuk menjadi jalan berkat bagi semua bangsa? (bdk. Kej. 12:1-3). Tuhan Allah tidak akan tinggal diam. Ia akan selalu berkarya agar seluruh semesta raya dan umat manusia yang tinggal di dalamnya dapat hidup dalam tatanan yang dikehendaki-Nya, ajrih-asih kepada Dia sang sumber kehidupan. Jadi, baik Yunus maupun kita, tidak berhak untuk menghalang-halangi kasih Allah kepada dunia ini. Syukur bahwa pada akhirnya, Tuhan berkenan memberikan kesadaran kepada Yunus untuk mewartakan kehendak Allah. Amin. [DK]
“Tuhan telah memasang bara dalam hati kita yang menyinarkan pengetahuan dan keindahan, berdosalah mereka yang mematikan bara itu dan menguburkannya ke dalam abu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar