Bacaan : Yunus 4 : 1 – 11 | Pujian: KJ 365b
Nats: “Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia.” [ayat 1]
Ada pepatah yang mengatakan bahwa musuh yang paling sulit ditaklukkan adalah diri kita sendiri. Mungkin pendapat ini ada benarnya. Seringkali kita merasakan ketika kita berada dalam suatu kondisi di mana kita lebih mendengarkan keinginan/ kehendak kita sendiri dibandingkan dengan kehendak Tuhan Allah. Mari kita bandingkan dengan Kristus yang justru memberi diri untuk dipimpin oleh BapaNya yang di sorga.
Yunus yang pernah melarikan diri dari tugas untuk mempertobatkan warga Niniwe, mungkin memiliki pengalaman serupa. Pengalaman hidup di dalam perut ikan ternyata tidak serta merta membuatnya tersadar dan memahami bahwa kasih Allah sedang menjangkau bangsa lain. Ada semacam kebanggaan sebagai bangsa pilihan di dalam diri Yunus yang telah membuatnya merasakan bahwa kasih Allah adalah hak istimewa bagi bangsanya saja. Sehingga Yunus merasakan kekecewaan dan merasa kesal ketika Allah menghendaki pertobatan warga Niniwe.
Kebanggaan sebagai bangsa terpilih tidaklah boleh menghalangi kasih Allah yang sedang menjangkau bangsa lain. Kebanggaan sebagai orang Kristen juga tidak boleh menjadi penghalang bagi rencana kasih Allah yang sedang menjangkau seluruh orang dari berbagai latar belakang suku-bangsa, agama dan ras yang berbeda. Jadi mengapakah Yunus atau bahkan kita merasa kesal terhadap Tuhan Allah yang juga mengasihi mereka yang berasal dari suku-bangsa, agama dan ras yang berbeda?
Marilah kita belajar untuk menghormati kehendak Allah yang begitu agung. Bahwasanya keselamatan dari Allah adalah hak dari setiap orang. Jadi, kenapa kita harus marah dan kesal seperti Yunus? Marilah kita belajar untuk menguasai diri, sebagaimana Kristus yang juga telah menyerahkan diriNya kepada kehendak BapaNya yang di sorga. Demikian pulalah hendaknya kita menyerahkan kehendak kita untuk tunduk kepada kehendak Allah saja. Bukankah kita telah sering mengucapkannya ketika kita menaikkan Doa Bapa Kami, “Jadilah kehendakMu”? Selamat berserah… [DK]
“Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar