Bacaan : Lukas 16 : 1 – 9 | Pujian: KJ 357
Nats: “Ikatlah persahababatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima dalam kemah abadi.” [ayat 9]
Nats: “Ikatlah persahababatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima dalam kemah abadi.” [ayat 9]
“Aku yang dulu bukanlah yang
sekarang,
dulu ditendang, sekarang ku disayang
Dulu dulu dulu ku menderita, sekarang aku bahagia…”
dulu ditendang, sekarang ku disayang
Dulu dulu dulu ku menderita, sekarang aku bahagia…”
Ini adalah sepenggal lagu yang
dinyanyikan oleh Tegar, penyanyi cilik mantan pengamen Subang yang kemudian
sukses meramaikan dunia musik Indonesia. Lagu yang dinyanyikannya ini
menggambarkan pengalamannya sendiri bagaimana nasibnya berubah. Dulu sebagai
pengamen ia sering ditolak namun setelah rekaman ia sekarang disayang. Dulu
hidup serba kekurangan tapi sekarang kaya raya. Dulu menderita sekarang
bahagia. Ah…betapa uang berkuasa mengubah hidup manusia!
Masalah yang berkaitan dengan uang
inilah yang juga dibahas Tuhan Yesus dalam perumpaan Bendahara yang tidak
jujur. Memang perumpamaan ini termasuk perumpamaan yang sulit untuk
ditafsirkan. Banyak orang bertanya apakah memang Tuhan Yesus meminta kita untuk
“korupsi” seperti yang dilakukan oleh bendahara yang tidak jujur itu? Oh, tentu
tidak! Melalui perumpamaan ini Tuhan Yesus ingin menunjukkan bagaimana
seharusnya kita memperlakukan mamon (bahasa Kasdim yang berarti kekayaan atau
keuntungan). Tapi, memang kata “mamon” seringkali bermakna negatif terutama
saat pengabdian pada Allah diletakkan berlawanan dengan mamon (Mat 6: 24).
Perumpamaan ini tidak hendak melarang orang Kristen berlimpah harta. Namun Ia
mengingatkan kita untuk menggunakan harta yang dipercayakan kepada kita dengan
bijaksana. Jangan kalah cerdik dari “anak dunia”! Tapi sebagai “anak terang”
kita diminta untuk memberkati sesama dengan harta yang kita punya. Nama Tuhan
bisa dimuliakan melalui harta kita, jika kita menggunakannya dengan cerdik dan
bijak.
Tak usah menunggu kaya raya untuk
berbagi! Tak usah menunggu kecukupan untuk memberi! Seberapapun harta yang kita
punya itu adalah berkat dan kepercayaan dari Tuhan. Karena itu, muliakanlah
Tuhan dengan pemberianNya. Selamat berbagi dan memberi. [Rhe]
Hidup ini tidak boleh sederhana.
Yang harus sederhana adalah sikapnya. Sehingga jika semakin besar yang anda
inginkan, harus semakin sederhana sikap anda. (Mario Teguh)
http://www.gkjw.web.id/sikap-sederhana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar