Bacaan : Roma 16 : 3 – 9, 16 – 27 | Pujian : KJ 15
Nats: “Bersalam-salamlah
kamu dengan cium kudus. Salam kepada kamu dari semua jemaat Kristus.”[ayat
16]
Seorang ayah yang bekerja jauh dari keluarganya memutuskan untuk
pulang setelah 1 tahun tak bertemu keluarganya. Sebelum pulang, ia telah
menelepon istrinya untuk berjanji makan malam bersama dengan anak-anaknya di
rumah. Dia memimpikan melepas rinduannya dengan keluarga tercintanya.
Sayangnya, semua mimpinya akan makan malam yang menggembirakan justru menjadi
kekecewaan. Istri dan anak-anaknya masing-masing sibuk dengan gadget mereka,
tidak ada satupun kata terucap menanyakan kabar darinya ataupun mengenai
cerita-cerita yang ingin mereka bagikan, bahkan mereka tak melihat satu sama
lain. Sang Ayah pun mengambil piringnya dan pergi ke kamar untuk menyelesaikan
makan malamnya. Karena tidak melihat ada genangan air hujan di lantai yang
disebabkan oleh atap bocor, ia terjatuh dan kakinya patah. Keluarganya tidak
ada yang mendengar karena headphone yang mereka gunakan. Setelah sang ayah
berteriak dengan suara keras, mereka menelepon ambulans, lalu…. kembali ke
gadget mereka lagi.
Di manakah arti persaudaraan dari keluarga tersebut? Yang
disebut “saudara” bukan hanya dari hubungan darah, namun ditunjukkan dengan
cinta kasih bagi sesamanya. Di gereja pun kebanyakan orang hanya duduk,
mendengarkan pendeta, bernyanyi, memberi persembahan dan langsung pulang.
Padahal, satu fungsi gereja adalah sebagai tempat untuk bersekutu. Bersekutu di
gereja adalah saling menegur, menguatkan dan membantu antar jemaat, sehingga
tidak ada rasa malu atau khawatir jika ingin curhat kepada sesama warga.
Di Surat Roma yang telah kita baca, di situ tertulis banyak kata
“salam”, dimana Paulus berusaha mempertahankan kedekatan dengan sesama jemaat
Kristen. Di situ pula Paulus menulis beberapa peringatan mengenai ajaran sesat
yang harus diwaspadai oleh jemaat, supaya semuanya tetap dalam jalan yang
benar. Di sinilah firman Tuhan mengenai saling bersekutu dan peduli terhadap
sesama terlaksanakan. Marilah kita melaksanakannya juga di lingkungan kita.
[Sri]
“Kedekatan
tempat dan hubungan darah tidak ada artinya tanpa persekutuan yang sebenarnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar