Bacaan : Amsal 31 : 10 – 31 | Nyanyian : KJ 448
Nats: “Ia
membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya “ [ayat 26]
Alegori Jawa mengatakan wanita = wani ditata (berani diatur).
Mungkin ini adalah sebuah dampak kebudayaan feodal kraton Jawa di masa lalu.
Menempatkan wanita berada di posisi belakang para pria. Demikian pula dari segi
pembagian perananan. Wanita ditempatkan sebagai pelengkap, bukan pemeran utama
dalam berbagai aspek kehidupan. Sangat berbeda dengan kesempatan yang dimiliki
kaum pria, yang selalu mendapat tempat terdepan dan terutama.
Kekristenan memandang wanita sebagai sosok yang istimewa. Dia
diciptakan Allah sebagai penolong yang sepadan bagi pria. Tentu peranan sebagai
penolong bukanlah sebuah peranan yang remeh dan mudah. Sosok penolong biasanya
adalah sosok yang lebih kuat dan tangguh daripada yang ditolong. Keberadaannya
dibutuhkan sebagai pendamping, bahkan penopang. Dengan demikian, keberadaan dan
peranan wanita tidak bisa dipandang remeh dan di nomerduakan.
Sebagai sosok yang memiliki peranan yang penting, wanita haruslah
memiliki kepribadian yang baik dan benar. Bukan hanya baik dan ideal dari segi
fisik yang nampak dari wajah yang cantik dan tubuh yang sempurna. Tetapi juga
memiliki kecantikan batin dan spritualitas. Hal itulah yang membuat harkat dan
martabat wanita akan lebih dihargai dan dihormati. Dari batin dan spritualitas
yang baik, akan muncul sikap dan tutur kata yang berkualitas. Apa yang keluar
dari bibir dan mulutnya adalah kalimat-kalimat berkat dan penuh pengajaran.
Sebuah peranan yang tentu tidak mudah.
Seperti itulah impian indah setiap manusia tentang sosok wanita.
Dia bukan cuma sekedar sosok di belakang layar dan bersikap pasif. Tetapi
mengambil tempat dan posisi yang penting terutama di dalam pembentukan karakter
generasi penerus. Nilai-nilai kehidupan yang baik dan benar ditanamkan dengan
kelemahlembutan kasih dan tutur kata bijak yang penuh pengajaran. Dengan
melakukan peranan yang penting seperti inilah harkat dan martabat wanita akan
terjunjung tinggi.[Oka]
“Wanita yang istimewa
memiliki hati yang sempurna dan tutur kata yang bijaksana.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar