Jumat, 19 September 2014

Ssst…Jangan Bilang-Bilang !



Bacaan    : Lukas 9 : 18 – 21  |  Pujian: KJ 359 : 3
Nats: “Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu keada siapapun” [ayat 21]

Selalu saja ada yang baru pada saat memahami firman Tuhan. Demikianlah karya Tuhan Yesus yang selalu saja baru untuk menyempurnakan kehidupan manusia. Melalui kisah di dalam Lukas 9:19-21 ini, hal baru yang bisa kita pelajari dari sikap Tuhan Yesus adalah bagaimana Tuhan Yesus sangat rendah hati. Meskipun para murid sudah mengetahui bahwa Ia adalah Mesias yang sudah dinantikan oleh dunia, tetapi Tuhan Yesus melarang para murid untuk menyampaikan hal itu kepada siapapun. Terlepas bahwa perintah ini adalah bagian dari penggenapan karya Allah bagi keselamatan manusia, tetapi sikap Tuhan Yesus patut menjadi cerminan perilaku manusia yang hidup di masa sekarang ini.
Pada umumnya, manusia tidak sabar untuk segera menceritakan kelebihannya kepada orang lain, meskipun hanya soal-soal yang sederhana. Kebanggaan akan pencapaian diri sulit diolah dengan bijaksana, sehinga menjadi sikap spontan yang membanggakan diri, misalnya saja:
“Waaah, hebat lho anak saya, baru umur 2 tahun sudah bisa membaca! Tapi ssst… jangan bilang siapa-siapa lho bu, nanti dikira sombong.” atau “Kemarin cucu saya menang juara 2 lomba menggambar lho, tapi ssst… jangan bilang siapa-siapa ya pak, malu. Kan cuman juara 2.” atau “Yang menyumbang genteng untuk pembangunan gereja itu bapak saya lho. Tapi sssst… jangan bilang siapa-siapa ya mas, nanti dikira saya menghitung pemberian.” dan hal-hal sepele lainnya, yang mencerminkan keterbatasan manusia untuk mengelola emosi supaya mampu hidup rendah hati.
Larangan Tuhan Yesus kepada para murid untuk tidak menceritakan bahwa Ia adalah mesias, menguatkan setiap kita untuk senantiasa rendah hati. Pada saatnya, jika Allah berkehendak, maka Ia akan memakai setiap kita untuk menjadi saluran berkat bagi sesama, tanpa kita harus mempromosikan kelebihan diri sendiri yang hanya menumpulkan sikap rendah hati kita. Sama seperti kerendahan hati Tuhan Yesus dalam kisah ini, pada akhirnya setiap kita akhirnya mengetahui bahwa Ia adalah Sang Mesias Penyelamat Dunia. [Dee]
“Kerendahan hati dimiliki orang-orang hebat dan terkenal. Namun orang yang bukan apa-apa sulit untuk rendah hati.” (Paul Valery)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar