Bacaan : Markus 6 : 14 – 29 | Pujian: KJ 413
Nats: Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: “Bukan dia atau Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.” (ayat 16)
Seorang narapidana yang dihukum karena melakukan pembunuhan melarikan diri dari penjara. Harapannya ia dapat menikmati kebebasan dan terlepas dari kungkungan dan hukuman. Namun setelah berada di luar ia tidak dapat menikmati apa yang dibayangkan dan diharapkannya, karena merasa dikejar-kejar oleh orang yang dibunuh dan dibayang-bayangi aparat keamanan yang mencarinya. Akhirnya ia dapat ditangkap oleh aparat keamanan dan dimasukkan penjara lagi.
Demikian juga dengan raja Herodes yang selalu ketakutan dan dibayangi oleh kejahatan yang dilakukan terhadap Yohanes Pembabtis dengan memenggal kepalanya atas permintaan isterinya yang jahat. Sebenarnya Herodes menunjukkan penyesalan dan rasa bersalah atas perbuatannya. Herodes takut orang banyak akan mengetahui kejahatannya dan suatu hari harus menanggung konsekuensi dan pembalasan yang serupa. Ambisi-ambisi Herodes untuk berkuasa di atas semua dimanfaatkan orang yaitu Herodeas isterinya yang jahat untuk membalas dendam. Tanpa berpikir panjang maka Herodes memenuhi permintaan isterinya, demikian juga Herodes berpikir bahwa Yesus hadir bukan untuk dihormati tetapi sebagai sosok yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai ambisinya. Padahal Yesus lebih dari seorang nabi yang membawa suara Allah, kuasa Allah dan keberadaan Allah kepada manusia. Dengan demikian sikap Herodes adalah suatu kesalahan besar karena telah merendahkan dan tidak menghormati Yesus.
Herodes berusaha melarikan diri dari dosa dan kesalahannya tetapi tidak bisa karena sikap keras kepala, ambisi paling berkuasa, bertindak dari dorongan hati dan tidak berpikir panjang. Karakter seperti ini harus kita tinggalkan. Seyogyanyanya sebagai orang percaya berhati-hati dalam berbicara, berpikir sebelum bertindak agar tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari dan tidak menyakiti bahkan mengorbankan orang lain. Sedangkan karakter Yohanes, memiliki keberanian, hidup dalam kebenaran, lebih suka mati dari pada hidup dalam kepalsuan dan ia juga mati karena itu. Inilah pengajaran bagi orang percaya untuk meneladani dengan tulus dan sepenuh hati serta taat kepada sabda Allah yang nyata dalam peristiwa kehidupan. (Sri)
“Berpikir sebelum pendapatan, sesal kemudian tidak berguna.”
http://www.gkjw.web.id/dikejar-bayangan-dosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar