Bacaan: Yesaya 48: 1-11 | Pujian: KJ 359
Nats: “Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.” (ay.10)
Hanya setelah tiga hari dirawat di ICU, seorang pemuda yang baru saja lulus sarjana dan baru saja mendapatkan pekerjaan di Perusahaan bergengsi menghembuskan nafas terakhirnya. Pemuda itu adalah anak semata wayang dari sepasang suami isteri yang telah berusia lanjut, dan kini merasa sangat kehilangan. “Kenapa bukan saya saja yang mati duluan, Bu Pendeta?” tanya sang ayah saat bertemu saya. Sejujurnya, tak bisa saya jawab pertanyaan sederhana itu. Ah…betapa hidup dapat dipenuhi penderitaan yang tak bisa kita mengerti, bukankah seharusnya Allah bisa saja menghapuskan derita dari muka bumi ini agar kita bisa hidup lebih bahagia? Mengapa derita itu dibiarkan tetap ada?
Firman Tuhan yang disampaikanNya kepada Yesaya sebagai bahan bacaan kita hari ini menunjukkan bahwa Tuhan ternyata menggunakan “dapur kesengsaraan” sebagai alat ujian bagi umatNya (ay. 10). Ujian ini juga bukan sembarang ujian, namun ujian untuk memurnikan kita. Tentu yang namanya ujian pasti melelahkan, menegangkan, menyakitkan dan sering juga disertai penderitaan. Itulah juga yang dialami oleh Bangsa Israel. Justru karena mereka adalah bangsa yang terpilih, mereka diberi standar yang lebih tinggi untuk dipenuhi. Namun saat mereka jatuh pada ketidaktaatan dan ketidaksetiaan, Allah menunjukkan kasih pengampunanNya melalui ujian penderitaan.
Mungkin saat ini kita sedang ada di dalam “dapur kesengsaraan”, mungkin kita sedang merasa salib yang harus kita pikul semakin menekan berat atau mungkin kita sedang merasa tak mampu bangkit dari keterpurukan. Di saat-saat seperti inilah, mari belajar untuk percaya bahwa di dalam segala penderitaan hidup kita, Allah tak pernah membiarkan kita sendirian. Tidak ada kesengsaraan atau penderitaan yang lebih besar dari kasihNya. Mari nikmati derita sengsara ini bersama Tuhan, agar kita makin murni dan makin indah. (Rhe)
“Derita ada agar kita makin percaya”
http://www.gkjw.web.id/mengapa-ada-derita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar