Rabu, 31 Desember 2014

Belajar Mendengar



Bacaan : 1 Samuel 3 : 1 – 10  |  Pujian: KJ 144
Nats: “Bicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar” [ayat 10]

Apakah semua kotbah Minggu di sepanjang tahun 2014 ini membuat kita tertarik untuk mendengar? Mungkin beragam jawabannya:
-   tertarik mendengar, kalau yang kotbah lucu,
-   tertarik mendengar, kalau cara kotbahnya menarik,
-   tertarik mendengar, kalau kotbahnya tidak terlalu lama.

Ya, terkadang, kita sebagai warga jemaat menetapkan syarat kotbah yang membuat kita tertarik untuk mendengar. Syarat-syarat semacam ini sangat berisik di hati kita sehingga menghalangi telinga kita untuk benar-benar bisa mendengar suara Tuhan.
Kisah Samuel kecil dalam perikop ini mengajak kita belajar kembali mendengar suara Tuhan. Mungkin saja, kita tidak mengenali suara Tuhan di tengah kenyataan hidup yang sangat berisi selama 365 hari yang lalu. Hari-hari yang berisik karena kesibukan kita, sempitnya waktu, timbunan persoalan, tumpukan sukacita yang menyita perhatian, bisa saja menghalangi telinga kita untuk mendengar suara Tuhan. Demikian pula dengan Samuel muda yang memberi dirinya menjadi pelayan Tuhan di Bait Suci. Ia belum mampu mengenal suara TUHAN. Perhatiannya hanya berpusat pada Eli, tuannya. Sehingga pada saat TUHAN memanggil Samuel, ia mengira bahwa itu adalah panggilan Eli (ay. 4-8). Samuel tidak dapat mendengar TUHAN! Namun Eli mengarahkan Samuel untuk mengenal suara Tuhan, dan Samuel membuka hatinya untuk mendengar TUHAN (ay. 9-10).
Mungkin akan banyak keberisikan lainnya di tahun depan, tetapi kita bisa belajar dari Samuel untuk belajar mendegar suara Tuhan. Tantangan hidup, sukacita, kedukaan, perjuangan, di tahun depan bukanlah suara berisik yang menghalangi telinga kita mendengar suara TUHAN. Dalam segala yang terjadi di dalam kehidupan kita, kita bisa mengenal suara TUHAN. Dalam tawa, kita belajar mengenal suara TUHAN. Dalam tangis, kesuksesan, kegagalan, kita pun bisa terus memahami bahwa suara TUHAN menunjukkan banyak hal baik bagi hidup kita.  [dee]
“Suara Tuhan menentramkan jiwa. Dengarkanlah!”
http://www.gkjw.web.id/belajar-mendengar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar