Bacaan : Yesaya 45 : 6b – 8, 21b – 25 | Nats : Ayat 22 | Pujian: KJ 401
Nikmatnya tinggal di dunia ini, sehingga siapa pun bisa terbuai menikmati indahnya dunia. Melihat puncak Semeru? Wooow kagum, indahnya! Melihat desiran ombak pantai Balekambang? Wuiiih, eloknya! Melihat legitnya buah durian Banyuwangi? Waaah, pengennya! Sehingga banyak orang rela mengabdi pada indahnya dunia ini. Lebih dari itu, banyak orang bekerja sangat keras untuk membeli dan menikmati keindahan dunia ini.
Semua keindahan dunia ini bukan hasil sulap, juga bukan hasil sihir. Semuanya itu tidak lepas dari genggaman Maha Karya Sang Pencipta. “Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini” (ay. 7, 8). Kadangkala manusia hanyut menikmati indahnya dunia ini, sehingga menjadi lupa Sang Sumber keindahan dunia ini. Tidak sedikit pendaki gunung Semeru yang kehilangan nyawa saat mendaki. Ada pula pengagum Balekambang yang terseret indahnya ombak. Demikian juga tidak sedikit orang yang kehilangan nyawanya karena terlalu banyak menikmati legitnya durian. Hal ini menyatakan bahwa dunia dengan segala keindahannya ada di genggaman Allah. Tetap perlu pertolongan Tuhan dan penuh hikmat Tuhan saat menikmati dunia ini. “… tidak ada Allah selain daripada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku” (ayat 21) menjadi kekuatan kita bahwa seindah apapun dunia ini, tidak lebih indah dari keselamatan di dalam Tuhan Yesus .
Menikmati indahnya dunia ini, tanpa melibatkan Tuhan dalam syukur kekaguman, bisa membuat manusia kehilangan anugerah keselamatan. Namun kasih Tuhan Yesus tidak akan membiarkan manusia kehilangan anugerah keselamatan Allah. Karena itu Ia memanggil kita: “Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain” (ay. 22). Menikmati keindahan dunia bisa membuat kita makin dekat pada Allah. Mengagumi dunia ini membuat kita makin mengagumi Tuhan. [dee]
Pandanglah dunia dengan kacamata Tuhan!
http://www.gkjw.web.id/nikmatnya-dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar