Bacaan : Matius 11:28-30.
Pujian: KJ 370
Pujian: KJ 370
Ada
seorang penjual gethuk di pasar blauran Surabaya yang usianya sudah lebih dari
70 tahun dan sudah berjualan gethuk lebih dari 50 tahun. Sehari-hari dia hanya
tidur tak lebih dari 5 jam. Membuat gethuk dan menjualnya di pasar, itulah
penyebabnya. Saya bertanya, apakah dia tidak pernah merasa capek? Jawabnya,
“capek tapi nikmat”. Karena hanya dengan berjualan gethuk ini, dia mampu
mendewasakan anak-anaknya sampai mandiri dan berkeluarga.
Seperti sepasang kerbau di sawah,
yang dipasangi “KUK” pada tubuhnya untuk membajak sawah. Demikian Tuhan Yesus
menggambarkan bagaimana kehidupan umat manusia di dunia ini. Perlu usaha yang
keras, semangat yang tak pernah padam untuk menaklukkan kehidupan dunia. Tak
ada seorangpun yang merasa bahwa kehidupan sekarang itu mudah. Di mana-mana ada kompetisi (persaingan). Seakan-akan berlaku
hukum rimba,”Siapa yang kuat, dia yang menang”
Berbahagialah
kita yang menjadi milik Kristus. Di tengah perjuangan kita, terdengar suaraNya,
“Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi
kelegaan kepadamu”. Suara itu sungguh luar biasa dan menyejukkan kita. JanjiNya
memang memberikan kelegaan, walau bukan melepaskan semua keletihan kita. Tetapi
mari kita renungkan, bukankah kita akan merasa lega bila kita mampu mengatasi
segala hal, walaupun hal itu membuat kita letih?
Yang
harus kita lakukan adalah terus berjuang dan berjuang. Jangan mau kalah dengan
si mbok penjual gethuk di pasar Blauran. Ingat kata-katanya, “‘meski capek tapi
nikmat”. Tak perlu meratapi betapa capeknya kita di dalam berjuang. Ingat saja
betapa nikmatnya hasil ketekunan dan perjuangan kita. Ingat juga suara Kristus
yang sudah pasti akan memberikan kelegaan kepada kita. Dengan itulah, KUK yang
dipasangkan kepada bahu kita akan terasa ringan dan beban itu tidak terlalu
berat bagi kita. [Oka]
“Lebih baik capek tapi nikmat
hasilnya, daripada segar tapi menghasilkan apa-apa”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar