Jumat, 06 Juli 2012

Maaf Tanpa Syarat


Bacaan : Matius 9:1-8.
Pujian: KJ  39

Nats: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni” (ayat 2)
Infotainment (berita hiburan) seringkali menjadi medan perang bagi para pesohor di negeri ini. Beberapa waktu yang lalu, infotainment beramai-ramai membahas perseteruan antara seorang penyanyi dangdut era 80-an dengan seorang desainer senior. Dalam sebuah tayangan ditampilkanlah sang penyanyi sedang melotot dengan wajah marah di depan awak media, ia berkata dengan lantang, “Dia akan saya maafkan asal dia mau mencuci kaki saya dan meminum air rendaman kaki saya!!” Mendengar itu, saya langsung merasa “eneg” membayangkan air rendaman kaki yang harus diminum hanya untuk sekedar mendapatkan kata maaf. Kata maaf, memang seringkali sulit untuk kita berikan. Apalagi jika seseorang yang harus dimaafkan telah menyinggung harga diri atau mempermalukan kita. Ingin rasanya membalas tindakannya dengan merendahkan dan mempermalukannya. Tidak heran, kata maaf baru bisa diberikan dengan persyaratan tertentu. Aku mau memaafkan asal…
Bacaan kita hari ini menceritakan tentang maaf yang diberikan Tuhan Yesus kepada seorang lumpuh. Di jaman Tuhan Yesus, kecacatan dan penyakit selalu dipandang sebagai upah dari dosa. Entah dosa orang tuanya atau dosanya sendiri. Karena itu, Tuhan Yesus berkata pada orang lumpuh itu, “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” (ay.3). Ketika mendengar Tuhan Yesus berkata begitu, para ahli Tauratmbatin, “Ia menghujat Allah.” (ay.4). Mereka beranggapan bahwa pengampunan tidak dapat diberikan dengan mudah, pengampunan harus diberikan dengan berbagai macam syarat. Karena itu para ahli Taurat berusaha mempersulit pemberian pengampunan itu. Namun Yesus menegur mereka dan berkata, “Manakah yang lebih mudah, mengatakan dosamu sudah diampuni atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?” (ay.5). Jadi, menurut Yesus pengampunan itu MUDAH!
Tak ada syarat untuk memperoleh pengampunan Allah, karena maaf dari-Nya adalah sebuah anugerah yang mudah. Hari ini mari belajar untuk memaafkan, atau minimal belajar untuk memiliki “keinginan” untuk memaafkan sesama. Memaafkan tanpa syarat selalu membuat hidup kita menjadi lebih damai dan lebih bahagia.[Rhe]
“Orang yang mampu memaafkan adalah orang yang kuat!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar