Bacaan : Matius 9:1-8.
Pujian: KJ 39
Nats: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni” (ayat 2)
Pujian: KJ 39
Nats: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni” (ayat 2)
Infotainment (berita hiburan) seringkali menjadi medan perang bagi para
pesohor di negeri ini. Beberapa waktu yang lalu, infotainment beramai-ramai membahas perseteruan
antara seorang penyanyi dangdut era 80-an dengan seorang desainer senior. Dalam
sebuah tayangan ditampilkanlah sang penyanyi sedang melotot dengan wajah marah
di depan awak media, ia berkata dengan lantang, “Dia akan saya maafkan asal dia
mau mencuci kaki saya dan meminum air rendaman kaki saya!!” Mendengar itu, saya
langsung merasa “eneg” membayangkan air rendaman kaki yang harus diminum hanya
untuk sekedar mendapatkan kata maaf. Kata maaf, memang seringkali sulit untuk kita
berikan. Apalagi jika seseorang yang harus dimaafkan telah menyinggung harga
diri atau mempermalukan kita. Ingin rasanya membalas tindakannya dengan
merendahkan dan mempermalukannya. Tidak heran, kata maaf baru bisa diberikan
dengan persyaratan tertentu. Aku mau memaafkan asal…
Bacaan kita hari ini menceritakan
tentang maaf yang diberikan Tuhan Yesus kepada seorang lumpuh. Di jaman Tuhan
Yesus, kecacatan dan penyakit selalu dipandang sebagai upah dari dosa. Entah
dosa orang tuanya atau dosanya sendiri. Karena itu, Tuhan Yesus berkata pada
orang lumpuh itu, “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” (ay.3).
Ketika mendengar Tuhan Yesus berkata begitu, para ahli Tauratmbatin,
“Ia menghujat Allah.” (ay.4). Mereka beranggapan bahwa pengampunan tidak dapat
diberikan dengan mudah, pengampunan harus diberikan dengan berbagai macam
syarat. Karena itu para ahli Taurat berusaha mempersulit pemberian pengampunan
itu. Namun Yesus menegur mereka dan berkata, “Manakah yang lebih mudah,
mengatakan dosamu sudah diampuni atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?”
(ay.5). Jadi, menurut Yesus pengampunan itu MUDAH!
Tak
ada syarat untuk memperoleh pengampunan Allah, karena maaf dari-Nya adalah
sebuah anugerah yang mudah. Hari ini mari belajar untuk memaafkan, atau minimal
belajar untuk memiliki “keinginan” untuk memaafkan sesama. Memaafkan tanpa
syarat selalu membuat hidup kita menjadi lebih damai dan lebih bahagia.[Rhe]
“Orang yang mampu memaafkan adalah
orang yang kuat!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar