Bacaan : Mikha 6:1-4, 6-8.
Pujian: KJ 183: 1
Nats: “… dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu…” (ayat 4b)
Pujian: KJ 183: 1
Nats: “… dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu…” (ayat 4b)
Dalam situasi lalu
lintas yang ramai, padat dan cenderung tak tertib, dibutuhkan adanya jembatan
penyeberangan. Jembatan ini akan memudahkan kita untuk sampai di seberang
dengan aman. Memang untuk itu orang harus menaiki dan menuruni tangga. Sedikit
ribet. Ada susah payahnya. Namun, inilah cara yang melatih kita untuk menjaga
diri sendiri dan juga para pengguna jalan raya lainnya agar tidak terjadi
kecelakaan.
Keselamatan seseorang
juga membawa dampak kepada proses untuk menyelamatkan pihak lain. Jembatan
penyeberangan mampu menjadi penolong dalam suasana lalu lintas yang kacau dan
tidak teratur. Dengan adanya jembatan penyeberangan kita bisa melihat secara
obyektif tentang situasi yang ada di bawah dan memikirkan cara mengatasi
keruwetan itu.
Berkaca kepada
proses umat Israel yang berarak-arakan menuju tanah perjanjian, merupakan
bentuk upaya dan perjuangan Allah agar umat tetap selamat. Allah yang telah
berjanji setia sungguh-sungguh melaksanakan janjiNya itu. Perjalanan ini
melewati banyak keruwetan, namun Allah memandang dari atas dan tetap berperan
untuk menolong. Allah berkenan bersusah payah untuk bangsa Israel itu. Demikian
juga, kita bisa menjadi seperti Musa, Harun dan Miryam yang berperan dalam
memindahkan keadaan bangsa Israel menuju kemerdekaan: menjadi jembatan yang
mengarahkan perhatian, mengembangkan kedekatan hubungan dengan Allah dengan
tetap bermakna bagi sesama. Secara tegas harus ada tanda-tanda panggilan pertobatan
dan pemaknaan baru. Kita perlu menyelamatkan kehidupan di bumi. Harus ada
penyelamatan yang bersifat global dan menyentuh semua pihak.
Situasi kacau juga
ada dalam kenyataan lainnya. Dalam kehidupan nyata, terdapat banyak ketimpangan
dan kesenjangan sosial. Panggilan kita adalah menjadi jembatan penghubung
antara realita dan idealisme, jangan sampai malah nambahi keruwetan. Adanya
kesediaan menjadi mediator, menjembatani keadaan factual menjadi ideal. Artinya
semua pihak harus berjuang agar bisa menyelamatkan semua. [WK]
Kita diselamatkan
untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar