Bacaan : Matius 10:1-4.
Pujian: KJ 365a
Pujian: KJ 365a
Jangan
sampai kepleset jika mau mengucapkan kata “pemberdayaan’. Salah-salah bisa jadi
“pemperdayaan”. Kedok pemberdayaan yang kemudian pada akhirnya adalah sebuah
pem’perdaya’an marak terjadi di sekitar kita. Salah satu contohnya adalah
adanya kelompok radikal tertentu yang merambah masuk ke perguruan tinggi.
Sekilas memang mereka nampak memberdayakan mahasiswa namun yang terjadi adalah
proses pencucian otak yang tidak lain adalah proses ‘pem’perdaya’an’. Para
mahasiswa diperdaya dengan keyakinan baru yang bertentangan kaidah hukum
kemanusiaan. Karena itu mereka yang terlibat dalam aliran tersebut tidak
segan-segan malakukan tindakan yang meresahkan, merusak dan menewaskan orang
lain. Semua masyarakat telah sepakat jika hal itu merupakan gerakan pemperdayaan
yang berbuntut malapetaka, mahasiswa yang semula baik-baik saja sekarang
berubah menjadi tidak baik.
Lain
halnya dengan apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, Dia benar-benar melakukan
pemberdayaan bagi orang-orang yang dipilihnya sebagai rekan kerjanya. Apa yang
Dia lakukan adalah mengubah seseorang dari yang sebelumnya tidak layak menjadi
layak, dari yang tidak berdaya menjadi berdaya. Bagaimana tidak? Dia menunjuk
Matius seorang ‘pemungut cukai’ yang karena pekerjaannya ia terbuang dari
masyarakatnya. Ia juga menunjuk Simon orang Zelot, seorang patriotik fanatik
yang tega membunuh setiap orang yang berseberangan paham dengan keyakinannya.
Untuk melakukan misi tersebut Tuhan Yesus memberdayakan mereka dengan
memberikan kuasa, supaya mereka berdaya saat menghadapi orang-orang yang
membutuhkan pertolongannya.
Tentu
Tuhan Yesus juga memberdayakan kita. Namun kita juga menanggapi pemberdayaanNya
atas kita dengan kita terus belajar dan mengembangkan karunia yang sudah
diberikan kepada kita. Kita diberdayakan supaya kita juga memberdayakan orang
lain, mulai dari anak kita. [khm]
Tuhan berdayakan aku, saat aku harus
memberi pertolongan kepada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar