Bacaan : Lukas 17 : 11 – 19
Nats : Ayat 17 – 18
Nyanyian : KJ 450 : 1
Jumat 24 Mei 2013 tepat pada jam 12.00, pengumuman kelulusan siswa SMU di Jawa Timur. Suka dan duka menyelimuti hati mereka, demikian juga bagi bapak/ibu guru, dan orang tua siswa. Fenomena yang menarik selama ini adalah budaya corat-coret baju seragam dan arak-arakan sepeda motor yang dilakukan oleh para siswa sehingga menjadi tontonan yang tidak sedap dipandang. Pertanyaannya: “Berapa banyak siswa yang mengucapkan terimakasih kepada orang tua dan guru mereka masing-masing?” Dapat diperkirakan “sangat sedikit”. Pertanyaan yang berikutnya, berapa banyak mereka yang “Berterimakasih kepada Tuhan?” Dapat dipastikan, nyaris tidak ada. Alasanya, kepada yang nampak saja sulit untuk mengatakannya, apalagi Tuhan yang tidak nampak dihadapan mereka. Masih adakah di antara mereka yang mengambil waktu sesaat untuk berdoa dan mengatakan: ”Terimakasih Tuhan”? Jawabnya barangkali hanya “satu orang saja.” Jangan-jangan siswa tersebut orang Samaria.
Bacaan hari ini berbicara tentang sepuluh orang sakit kusta yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Pertanyaan Tuhan Yesus sangat menarik dan meggelitik: “Bukankah kesepuluh orang tadi kesemuanya menjadi tahir, di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali memuliakan Allah selain orang asing ini?” Ternyata sejak jaman Tuhan Yesus, mengucapkan terimakasih sudah begitu sulit, apalagi jaman sekarang. Jadi, teramat sulit bagi orang untuk terimaksih atas pertolongan, berkat yang sudah diterima dari Tuhan Yesus melalui orang di sekitar kita. Begitu sulit dan peliknya kata-kata terimakasih oleh banyak orang. Yuk… kita belajar berterimakashi kepada Tuhan Sang sumber berkat, demikian juga kepada orang tua, guru, sahabat, pimpinan, bawahan dan kepada semua orang. Yuk… terus kita ajarkan kepada anak cucu kita untuk suka berterima kasih. [DG]
“Orang yang tak mampu “berterimakasih” berarti “ tak mampu menghormati Tuhan, orang tua, sesama, dan diri sendiri”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar