Bacaan: Kejadian 22: 1- 21; Matius 9:1-8 |
Nyanyian: KJ 416
Siapa di
antara saudara yang tidak mengenal Bapa Abraham? Beliau adalah salah satu tokoh
Alkitab yang terkenal, ia disebut sebagai bapa orang beriman, benar
bukan? Untuk mendapat predikat yang hebat seperti beliau ternyata dijalani
dengan pergumulan yang hebat. Mengapa demikian? Karena ketika ia sudah
mendapatkan anak dari ibu Sara, anaknya diminta oleh Tuhan untuk dipersembahkan
bagi Tuhan sebagai korban bakaran. Seandainya kita memposisikan diri sebagai
bapa Abraham, sudah pasti kita dalam posisi yang sulit, bukan?Mau taat pada perintah Tuhan, sudah pasti kehilangan anak, tetapi jika tidak taat pada Tuhan, kehilangan kepercayaan pada Tuhan, pastilah berat sekali. Di tengah kesulitan untuk mengambil keputusan itulah kepercayaan Abraham benar-benar diuji. Dan keputusan yang berat ia ambil demi ketaatannya kepada Tuhan. Mungkin dalam benaknya Abraham mengatakan: “biarlah aku kehilangan anak tapi aku tidak kehilangan imanku pada Allah.” Akhirnya ternyata Allah tidak menjadikan anak Abraham sebagai korban bakaran, tetapi sebagai media untuk menguji kepercayaannya kepada Allah. Dan Abraham berhasil mempercayakan hidupnya kepada Allah yang mempunyai rencana yang indah baginya, bahkan akhirnya menjadi berkat bagi semua bangsa.
Demikian juga dalam peristiwa penyembuhan orang yang lumpuh. Tuhan Yesus melihat secara mendalam iman sekelompok orang yang membawa seorang lumpuh kepada-Nya, dan Tuhan tergerak hatiNya untuk menyembuhkannya. (Mat. 9:2 ) Dari sinilah kita mendapatkan pelajaran bagaimana tindakan iman membawa kesaksian bagi banyak orang. Disadari atau tidak kehidupan iman seseorang senantiasa diuji oleh waktu, yang kadang melemahkan kehidupan kita. Tetapi justru di tengah kelemahan itulah ada kekuatan untuk bergantung kepada kuasa Allah.
Untuk direnungkan: Apakah saudara pernah mengalami tantangan iman? Bagaimanakah saudara bisa dikuatkan? [KR]
Iman dan ketabahan. Itulah pelajaran pertama
terbaik yang dapat diajarkan oleh orang tua kepada anak-anak mereka. (Smiley
Blanton)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar