Kamis, 12 Juni 2014

Tidak Mementingkan Diri



Bacaan : 2 Korintus 11:16-30   |   Nyanyian: KPK 62: 3, 4.
Dalam bacaan ini, Rasul Paulus bersaksi tentang dirinya sendiri dengan jujur. Ia harus menceriterakan dirinya sendiri untuk menjelaskan kepada jemaat di Korintus dan orang-orang yang menentang ajarannya bahwa ia melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, tidak tendensius, tidak mencari kepentingan dan keuntungan dirinya sendiri, kecuali hanya untuk kemuliaan nama Tuhan.
Rasul Paulus memerinci penderitaan yang pernah dialaminya dalam rangka mengabarkan Injil. Paulus pernah didera di Pilipi, pernah dilempari batu di Listra (Kis. 16: 22-23, 14: 19). Ia pernah mengalami kecelakaan kapal, pernah dimasukkan dalam penjara bawah tanah, lima kali disesah oleh orang Yahudi. Dalam perjalanan penginjilan sering diancam banjir, bahaya penyamun dan masih banyak penderitaan yang mengancam nyawanya. Apakah Rasul Paulus mundur? Ternyata tidak. Rasul Paulus terus melanjutkan penginjilan karena nama Tuhan jauh lebih penting dari dirinya, nama Tuhan jauh lebih penting dari hidupnya. Dari penjelasan ini diharapkan para lawan Paulus terbuka mata-hatinya, bahwa ia tidak mementingkan dirinya sendiri, ia tidak mencari kehormatan, kemuliaan atau mencari materi untuk kehidupannya.
Inilah teladan yang sangat indah dalam pelayanan kita. Kiranya Roh militansi Paulus inilah yang mendasari setiap pelayanan kita, sehingga kita tidak gampang mengeluh, tidak mudah bersungut-sungut, tidak menuntut balas setiap pelayanan kita, tidak mencari keuntungan, tidak mencari kehormatan dan kemuliaan untuk diri kita sendiri. Jika kita masih mempunyai sifat-sifat seperti di atas tentu saja kita akan malu karena tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan perjuangan Paulus.
Pertanyaan untuk digumulkan:
  1. Apakah kita pernah mengalami penderitaan dalam pelayanan yang selama ini kita lakukan?
  2. Bagaimana pelayanan yang tidak mementingkan diri sendiri?
  3. Adakah upah pelayanan kita? carilah referensi dari Alkitab tentang upah pelayanan kita! [Suji]
Pelayanan yang murni tidak mementingkan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar