Kamis, 17 Januari 2013

Harapan Hachiko


Bacaan : 1 Timotius 4 : 1-16
Pujian : KJ 344
Nats: “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.” [ayat. 10]
Hachiko adalah nama seekor anjing yang melegenda di Jepang. Kisah Hachiko berawal dari kebiasaannya mengantar dan menjemput tuannya di Stasiun Kereta Api. Setiap pagi ia berjalan di samping sang tuan menuju ke Stasiun dan di sore harinya Hachiko kembali untuk menanti kereta yang membawa  tuannya pulang. Ia tak pernah terlambat dan tak pernah absen! Namun, suatu hari saat ia mengantar tuannya pergi bekerja, sang tuan tak pernah kembali pulang karena ia meninggal di tempat kerjanya. Namun, sejak meninggalnya sang tuan sampai sekitar 9 tahun berikutnya Hachiko tetap menunggu di depan Stasiun yang sama, ia tetap berharap sang tuan segera pulang. Penantian Hachiko selesai di sebuah malam yang dingin, saat akhirnya ia mati didepan Stasiun itu. Karena kesetiaannya, dibangunlah monumen Hachiko yang terbuat dari perunggu di depan Stasiun Shibuya-Tokyo.
Pengharapan adalah hal yang membuat Hachiko tetap menunggu sang tuan. Ya, harapan adalah hal yang sederhana namun berdampak sangat besar dalam kehidupan ini. Pengharapan untuk lulus, membuat seorang pelajar terus belajar, pengharapan untuk sembuh membuat seorang pasien meminum obatnya dan pengharapan untuk kehidupan yang lebih baik membuat seorang Ayah bekerja keras mencari penghasilan. Pengharapan adalah mesin penggerak kehidupan. Lalu…apakah harapan kita? Kepada siapa, atau kepada apa kita berharap? Surat pada Timotius memberi jawabnya, “..menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup.” Kepada Allah saja hendaknya kita berharap, dan percayalah…pengharapan kita tidak akan pernah sia-sia!  Hari ini mungkin seperti hari yang sudah-sudah, dimana kita masih harus berjerih payah dan berjuang. Tapi jadikan hari ini berbeda, karena hari ini kita menaruh harapan kita hanya pada Allah yang hidup. Ya, teruslah berharap seperti Hachiko juga tak pernah berhenti berharap. [Rhe]
“Harapan yang dalam adalah pembentuk kerendahan hati yang mudah menerima yang kecil dan yang sederhana, sebagai syarat pencapaian dari yang besar dan sulit.” (Mario Teguh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar