Bacaan : 1 Timotius 4 : 1-16
Pujian : KJ 344
Nats: “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.” [ayat. 10]
Pujian : KJ 344
Nats: “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.” [ayat. 10]
Hachiko adalah nama seekor
anjing yang melegenda di Jepang. Kisah Hachiko berawal dari kebiasaannya
mengantar dan menjemput tuannya di Stasiun Kereta Api. Setiap pagi ia berjalan
di samping sang tuan menuju ke Stasiun dan di sore harinya Hachiko kembali untuk
menanti kereta yang membawa tuannya pulang. Ia tak pernah terlambat dan
tak pernah absen! Namun, suatu hari saat ia mengantar tuannya pergi bekerja,
sang tuan tak pernah kembali pulang karena ia meninggal di tempat kerjanya.
Namun, sejak meninggalnya sang tuan sampai sekitar 9 tahun berikutnya Hachiko
tetap menunggu di depan Stasiun yang sama, ia tetap berharap sang tuan segera
pulang. Penantian Hachiko selesai di sebuah malam yang dingin, saat akhirnya ia
mati didepan Stasiun itu. Karena kesetiaannya, dibangunlah monumen Hachiko yang
terbuat dari perunggu di depan Stasiun Shibuya-Tokyo.
Pengharapan adalah hal yang
membuat Hachiko tetap menunggu sang tuan. Ya, harapan adalah hal yang sederhana
namun berdampak sangat besar dalam kehidupan ini. Pengharapan untuk lulus,
membuat seorang pelajar terus belajar, pengharapan untuk sembuh membuat seorang
pasien meminum obatnya dan pengharapan untuk kehidupan yang lebih baik membuat
seorang Ayah bekerja keras mencari penghasilan. Pengharapan adalah mesin
penggerak kehidupan. Lalu…apakah harapan kita? Kepada siapa, atau kepada apa
kita berharap? Surat pada Timotius memberi jawabnya, “..menaruh pengharapan
kita kepada Allah yang hidup.” Kepada Allah saja hendaknya kita berharap, dan
percayalah…pengharapan kita tidak akan pernah sia-sia! Hari ini mungkin
seperti hari yang sudah-sudah, dimana kita masih harus berjerih payah dan
berjuang. Tapi jadikan hari ini berbeda, karena hari ini kita menaruh harapan
kita hanya pada Allah yang hidup. Ya, teruslah berharap seperti Hachiko juga
tak pernah berhenti berharap. [Rhe]
“Harapan yang dalam adalah
pembentuk kerendahan hati yang mudah menerima yang kecil dan yang sederhana,
sebagai syarat pencapaian dari yang besar dan sulit.” (Mario Teguh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar