Selasa, 15 Januari 2013

Perkataan Yang Penuh Kuasa


Bacaan : Markus 1 : 21 – 28
Pujian : KJ 254
Nats: “Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.” [ayat 22]
Kalau kita jadi orang Kristen, jadilah orang Kristen yang benar-benar mengalami dan merasakan kuasa Tuhan dalam hidup kita,jangan jadi orang Kristen “katanya”.Katanya Pendeta A begini, katanya Pendeta B begitu dsb,sehingga seolah-olah kita sendiri tidak pernah mengalami kuasa dan jamahan Tuhan sendiri dalam hidup kita. Setiap ada orang yang menyaksikan kuasa Tuhan kita cuma bisa bilang “iya sih katanya seperti itu”,sehingga seolah-olah kuasa Tuhan adalah sesuatu yang mustahil dalam kehidupan kita. Orang Yahudi takjub ketika TuhanYesus mengajar sebagai orang yang berkuasa,karena sebelumnya ahli-ahli Taurat tidak seperti itu. Pengajarannya tidak menunjukkan penghargaannya terhadap orang kecil dan tidak murni, dipenuhi pamrih kepentingan pribadi.Ajarannya dangkal. Karena menggali ajarannya, yang penting mendapat hasil.
Sebaliknya ajaran Tuhan Yesus, sangat menghargai orang yang rendah dan menderita. AjaranNya begitu dalam dan murni, penuh kerendahan hati, tulus dan tanpa pamrih. Sehingga hati para pendengarnya benar-benar disentuh, dijamah. Sebagai murid Kristus,biarlah kita juga memiliki “kuasa” seperti apa yang ditunjukkan TuhanYesus,sehingga kita tidak jadi orang Kristen yang hanya pandai berkata-kata,tapi tidak ada kuasa sama sekali dalam perkataan kita.Tetapi bagaimana Caranya? Kita harus meneladani sikap dan perilaku guru kita, Tuhan Yesus sendiri. Jangan hanya meniru ucapan-ucapan TuhanYesus,tapikita harus melakukan apa yang diajarkaanNya dan juga meneladani apa yang dilakukannya. Sehingga kata-kata kita ada bobotnya. Kata-kata kita harus menghargai semua orang, lebih-lebih orang yang dipandang rendah oleh orang banyak. Kita harus bersikap rendah hati dan tanpa pamrih. Kita perlu belajar dengan giat, tekun dan mendalam dari segala sesuatu.Kita sendiri harus melakukan apa yang kita katakan, sehingga kita tidak hanya menjadi pendengar tetapi juga menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan.[HB]
“Ketulusan, kemurniandan kerendahan hati membuat perkataan berkuasa.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar