Bacaan : Lukas 5:12 – 16
Pujian : KJ 184 : 1-3
Nats: ”Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku. “Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.!” [Ayat:12c-13]
Pujian : KJ 184 : 1-3
Nats: ”Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku. “Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.!” [Ayat:12c-13]
Pada jaman sekarang, masih
cukup banyak orang yang sakit kusta. Mereka rendah diri atau kurang percaya
diri, karena orang-orang disekitarnya tidak mau berbicara, bergaul, dan apalagi
bersentuhan dengan dirinya.Alasannya, mereka takut ketularan, bahkan ada yang
menghakimi, bahwa orang sakit kusta itu akibat dari dosanya, sehingga dihukum
oleh Tuhan.
Bacaan kita hari ini juga
menceritakan kepada kita, bahwa orang yang sakit kusta tidak boleh bergaul,
berbicara dengan orang lain, diasingkan, dan dijauhkan dari lingkungan
masyarakat.Mereka dinyatakan sembuh kalau sudah dibawa kepada imam dan imam
tersebut menyatakan orang itu dinyatakan sembuh. Ketika orang sakit kusta itu
datang kepada Tuhan Yesus dan memohon untuk disembuhkan ada sesuatu yang baru
dan sangat berbeda dengan apa yang Yesus lakukan dibandingkan dengan orang
banyak memperlakukan orang yang sakit kusta.Tuhan Yesus tidak menolak dan tidak
risih, bahkan sebaliknya Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan
berkata; “’Aku mau jadilah engkau tahir’ dan seketika itu juga lenyaplah sakit
kustanya.”
Bagaimana bapak, ibu, dan
saudara ketika ketemu dengan orang sakit kusta, orang terbuang, hina dan
terabaikan mohon belas kasihan? Apakah bapak, ibu dan saudara merasa kasihan,
atau takut ketularan, atau meninggalkan mereka, dan atau seperti Tuhan Yesus
yang lakukan. Tentunya, kita sebagai murid-murid-Nya hendaknya mengikuti yang
Tuhan Yesus lakukan:kita mengulurkan tangan, menjamah dan berbuat sesuatu
sehingga si kusta, orang hina, orang yang terbuang, dan orang yang terabaikan
tidak lagi merasa direndahkan. Kita lebih mudah menyembuhkan orang yang sakit
jasmaninya dari pada orang yang sakit rohani dan hatinya. Marilah kita
melangkahkan kaki, mengulurkan tangan, menjamah dan berkata:”Engkau saudaraku
dan aku mengasihimu.” Aku tahu, jika Tuhan mau maka engkau sembuh. Amin [DG]
“Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar