Bacaan : Markus 4 : 21 – 25
Nyanyian : KJ 433 : 1,2
Nats: “Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu,dan disamping itu akan ditambahkan lagi kepadamu” [ayat24]
Nyanyian : KJ 433 : 1,2
Nats: “Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu,dan disamping itu akan ditambahkan lagi kepadamu” [ayat24]
Coba anda bayangkan, seandainya
ukuran sepatu anda 42. Lalu anda diberi hadiah sepatu ukuran 39. Apa yang akan
anda lakukan? Pasti sepatu itu tidak dapat anda pakai karena kekecilan. Mungkin
juga anda akan bertanya-tanya didalam hati,mengapa yang memberikan kado sepatu
ini tidak menanyakan dulu ukuran sepatu anda agar tidak salah. Kalau sudah
begini, sepatu yang merupakan hadiah ini akan membuat galau hati anda. Dijual
tidak pantas karena hadiah, dipakai juga tidak pantas karena kekecilan. Segala
sesuatu di dunia ini memiliki standart ukuran. Ada kaya-miskin, besar-kecil,
lebar-sempit dan masih banyak hal lain. Lantas apa yang menjadi standart ukur
manusia dalam hal kebahagiaan? Mungkin banyak orang yang mengukur kebahagiaan
dengan seberapa banyak materi dunia / kekayaan yang dimilikinya. Karena dengan
banyaknya kekayaan yang dimiliki, tentu semakin banyak hal yang akan dibeli dan
dimiliki. Oleh karenanya, banyak orang bekerja keras, siang malam demi mencari
kekayaan.
Lantas apa sebenarnya yang
menjadi standar ukur kebahagiaan bagi pengikut Kristus. Yesus ternyata
mengajarkan sesuatu yang unik dan diluar pakem yang ada di masyarakat. Standart
ukur tentang kebahagiaan bagi Kristus bukanlah dalam hal seberapa banyak harta
yang kita miliki. Namun seberapa besar kemampuan kita untuk memberi dan membagi
atas apa yang telah kita miliki bagi sesama. Inilah standart ukur tentang
kebahagiaan yang diberlakukan oleh Kristus. Dan itu diteladankanNya kepada kita
dengan memberikan diriNya mati di kayu salib untuk menebus kita dari dosa.
Karena itu semua, mari mencoba merubah standart ukur kebahagiaan dalam hidup
kita. Karena Kristus sendiri yang telah mengajarkannya kepada kita, standar
ukur yang baru untuk kebahagiaan dalam kehidupan. [Oka]
“Bahagia sejati datang dari melakukan dan memberikan yang
terbaik untuk sesama.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar