Rabu, 15 Agustus 2012

Menghargai Pemimpin


Bacaan : Ulangan 34:1-15.
Pujian: KJ 74: 1-2

Nats: “Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya” (ayat 8)
Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah. Kadang ia harus bekerja keras di luar batas kemampuannya. Jam kerjanya mungkin lebih dari 24 jam, karena setelah bekerja ia masih harus memikul tanggung jawab sebagai seorang pemimpin, di mana saja dan kapan saja. Upah seorang pemimpin tidak selalu menyenangkan. Kadang dirasani, diprotes, dibandingkan dengan pimpinan yang lama, dituntut selalu bisa menyelesaikan masalah dalam waktu sekejap.
Namun orang Israel begitu mengasihi pemimpin mereka, yaitu Musa. Ketika Musa meninggal, umat Israel menangisi kematian itu hingga tiga puluh hari lamanya. Sebuah gambaran kedukaan yang begitu mendalam karena kehilangan. Kedukaan ini dialami umat Israel karena ada kasih yang mendalam terhadap Musa sang pemimpin mereka. Orang Israel menaruh kepercayaan penuh kepada Musa sebagai pemimpin, mereka menghargai, menyanjung, dan memberi diri untuk dipimpin oleh Musa. Hal ini pula yang menjadikan kekuatan bagi Musa yang semula merasa tidak mampu menjadi pemimpin umat Israel, menerima perintah Allah untuk menjadi pemimpin bagi orang Israel.
Kita sebagai bagian dari umat di jemaat kita masing-masing, sebagai penduduk di tempat kita berada, sebagai anggota keluarga, sebagai pegawai di tempat bekerja, bisa mulai berjuang untuk memberikan kepercayaan kepada pemimpin kita. Kepercayaan yang kita berikan secara tulus tentu akan menjadikan penyemangat tersendiri bagi sosok pemimpin untuk melakukan yang terbaik bagi orang yang dipimpin.
Jika orang Israel bisa sedemikian mengasihi Musa sebagai pemimpin mereka, kita pun bisa memberikan kasih kita yang tulus untuk para pemimpin kita. Mengasihi para pemimpin itu memang butuh perjuangan, dan kita bisa memulainya dari sekarang. [RH]
Penghargaan dan kepercayaan kepada pemimpin adalah modal kesungguhan dan ketulusan pemimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar