Selasa, 07 Agustus 2012

Siapa Takut ?


Bacaan : Matius 14:22-36.
Pujian: KJ  251
Menjadi seorang pembalap mobil Formula 1, bukan hanya bermodalkan ketrampilan mengemudikan mobil balap dan bisa ngebut melewati berbagai tikungan tajam dengan kecepatan hampir 300 km/jam. Tetapi juga harus memiliki keberanian dan kemampuan mengatasi rasa takut. Siapa yang tidak takut duduk dan berkendara dengan mobil melewati tikungan-tikungan tajam dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan pesawat terbang. Salah sedikit atau kehilangan konsentrasi, dapat menimbulkan kecelakaan dan kematian.
Memiliki rasa takut adalah sebuah sisi kejiwaan seorang manusia. Dan itu bisa dipahami selama masih dalam taraf wajar dan tidak berlebihan. Beberapa orang memiliki rasa takut yang berlebihan dengan alasan yang sama sekali tidak wajar. Ketakutan itu menghantui mereka dan pada akhirnya dapat merusak kehidupan mereka akibat hilangnya kedamaian di dalam hati. Jika terjadi kondisi demikian, maka sangat dibutuhkan bantuan orang lain yang memiliki keahlian untuk mengatasi dan mengendalikan ketakutan.
Pengalaman murid-murid Yesus yang mengalami ketakutan luar biasa akibat perahu yang mereka tumpangi terancam tenggelam akibat badai, mengingatkan kita bagaimana mengendalikan ketakutan bersama Yesus. Apapun yang menjadi alasan bagi kita untuk takut seharusnya bisa kita kendalikan ketika kita mengingat bahwa Tuhan Yesus berkuasa atas segala hal. Bersama Dia dan atas kehendakNya, badai topan yang menempuh akan berubah menjadi kedamaian. Kuncinya adalah menyerahkan diri dan yakin bahwa Tuhan berkuasa mengubah segala perkara buruk menjadi baik bagi kita.
Demikian juga mengatasi ketakutan yang terjadi di dalam diri kita terkait rasa tidak mampu dan rendah diri. Percayalah bahwa masing-masing manusia diciptakan unik dan berbeda dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Setiap manusia memiliki nilai dan keahlian masing-masing. Melalui dan di dalam kehidupan bersama dengan sesama, rasa saling melengkapi itu akan terjadi. Ini soal rasa percaya diri saja, dan bukan soal rasa takut. Mulai sekarang mari kita berani berkata, “Siapa takut ?” [Oka]
“Aku berani dan bisa. Siapa takut?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar