Bacaan : Matius 14:22-36.
Pujian: KJ 251
Pujian: KJ 251
Menjadi
seorang pembalap mobil Formula 1, bukan hanya bermodalkan ketrampilan
mengemudikan mobil balap dan bisa ngebut melewati berbagai tikungan tajam
dengan kecepatan hampir 300 km/jam. Tetapi juga harus memiliki keberanian dan
kemampuan mengatasi rasa takut. Siapa yang tidak takut duduk dan berkendara
dengan mobil melewati tikungan-tikungan tajam dengan kecepatan yang hampir sama
dengan kecepatan pesawat terbang. Salah sedikit atau kehilangan konsentrasi,
dapat menimbulkan kecelakaan dan kematian.
Memiliki
rasa takut adalah sebuah sisi kejiwaan seorang manusia. Dan itu bisa dipahami
selama masih dalam taraf wajar dan tidak berlebihan. Beberapa orang memiliki
rasa takut yang berlebihan dengan alasan yang sama sekali tidak wajar.
Ketakutan itu menghantui mereka dan pada akhirnya dapat merusak kehidupan
mereka akibat hilangnya kedamaian di dalam hati. Jika terjadi kondisi demikian,
maka sangat dibutuhkan bantuan orang lain yang memiliki keahlian untuk
mengatasi dan mengendalikan ketakutan.
Pengalaman
murid-murid Yesus yang mengalami ketakutan luar biasa akibat perahu yang mereka
tumpangi terancam tenggelam akibat badai, mengingatkan kita bagaimana
mengendalikan ketakutan bersama Yesus. Apapun yang menjadi alasan bagi kita
untuk takut seharusnya bisa kita kendalikan ketika kita mengingat bahwa Tuhan
Yesus berkuasa atas segala hal. Bersama Dia dan atas kehendakNya, badai topan
yang menempuh akan berubah menjadi kedamaian. Kuncinya adalah menyerahkan diri
dan yakin bahwa Tuhan berkuasa mengubah segala perkara buruk menjadi baik bagi
kita.
Demikian
juga mengatasi ketakutan yang terjadi di dalam diri kita terkait rasa tidak
mampu dan rendah diri. Percayalah bahwa masing-masing manusia diciptakan unik
dan berbeda dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Setiap
manusia memiliki nilai dan keahlian masing-masing. Melalui dan di dalam
kehidupan bersama dengan sesama, rasa saling melengkapi itu akan terjadi. Ini
soal rasa percaya diri saja, dan bukan soal rasa takut. Mulai sekarang mari
kita berani berkata, “Siapa takut ?” [Oka]
“Aku berani dan bisa. Siapa takut?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar