Bacaan : Matius 1 : 16 – 21
Pujian : KJ 144a
Nats : “Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.”[Ayat 19]
Pujian : KJ 144a
Nats : “Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.”[Ayat 19]
Kalau kita sering nonton TV,
sesungguhnya banyak sekali acara-acara yang isinya menebar aib orang
lain,kadang bahkan aib suami atau isterinya sendiri. Tetapi yang dilakukan
Yusuf sungguh berbeda dengan apa yang kita lihat dan dengarkan sehari-hari. Dia
seorang suami yang sungguh tulus dalam mengasihi calon isterinya.Ketulusan hati
Yusuf membuahkan sesuatu yang baik, tidak mengecewakan ataupun menyakitkan,
baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Walau calon isterinya hamil
bukan oleh perbuatannya, bisa dipandang sebagai dosa, tetapi Yusuf tidak ingin
mengecewakan dan menyakiti hatinya. Dia tidak menebarkan aib Maria. Tuhan
memberikan bimbingan dan kekuatan kepada Yusuf yang tulus itu untuk berani
mengawini Maria dengan segala resikonya.
Saya yakin sebagai orang
percaya kita bisa belajar ketulusan dari sikap Yusuf,tidak egois atau
mementingkan diri sendiri,tapi bisa menjaga perasaan orang lain.Dengan belajar
dari sikap Yusuf, mari kita tidak jadi orang yang gemar menebar aib orang lain.
Perbuatan menebar aib orang lain adalah perbuatan menyakiti orang lain.
Sekalipun orang yang kita bicarakan memang sedang berbuat kesalahan atau dosa,
tidak patutlah kita menyakiti orang itu. Apalagi kalau orang itu sudah
bertobat, samasekali tidak patut membicarakan dosa dan kesalahannya yang sudah
berlalu. Bukankah kita harus berusaha menyenangkan hati semua orang? (1 Kor.
10: 33). Cobalah berpikir kalau kita jadi orang yang aib kita disebarkan oleh
orang lain. Tentunya kita sedih, kecewa dan sakit hati.
Mari kita meneladani ketulusan Yusufdengan cara berbagi dengan
saudara-saudara kita yang jatuh ke dalam dosa. Kita turut menjaga namanya,
jangan sampai ada orang yang menebarkan aibnya.Kita menegor orang yang suka
menebarkan aib orang lain. Dengan tulus dan rendah hati mendampingi saudara
kita yang jatuh ke dalam dosa. Kita memberi semangat maupun apa saja yang bisa
menguatkan.[HB]
“Menceritakan aib, menambah salib; tetapi ketulusan hati meringankan salib.”
“Menceritakan aib, menambah salib; tetapi ketulusan hati meringankan salib.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar