Bacaan : Roma 8 : 1 – 11
Pujian : KJ 441
Nats : “Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera” [ayat 6]
Pujian : KJ 441
Nats : “Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera” [ayat 6]
Sampai di sebuah perpustakaan,
dua anak itu langsung berlari menuju rak-rak buku yang tersusun dengan menarik.
Mereka sangat antusias menyerbu buku-buku itu seperti ingin dilahap saja
semuanya. Sebuah buku diambil, belum selesai semua dibaca, sudah ingin lagi
ambil yang lain, begitu seterusnya sampai tenaga mereka habis hanya untuk
mondar-mandir dari rak buku ke meja baca.
Demikianlah sebuah gambaran keinginan manusia. Seringkali kita
memiliki banyak keinginan, mau ini dan mau itu. Keinginan yang ini sudah tercapai,
mau lagi yang itu. Atau keinginan yang ini belum juga tercapai, sudah ingin itu
dan ingin anu. Tidak mengapa kita punya keinginan. Syukur bahwa renungan kita
hari ini akan mengantar kita pada pemilihan sebuah keinginan yang dikehendaki
oleh Allah. Jika keinginan yang kita miliki adalah keinginan daging, maka
keinginan itu akan berakhir dengan maut. Agak menakutkan kedengarannya. Namun
bisa kita pahami bahwa jika keinginan itu merupakan keinginan daging: keinginan
yang hanya menuruti hawa nafsu dan keinginan yang memuaskan diri sendiri secara
lahiriah secara berlebihan, tentu ini akan berakhir dengan maut, yang bisa
berarti kegelisahan, ketakutan, kemarahan (hal-hal yang tidak mendatangkan
damai sejahtera). Namun jika keinginan yang kita miliki adalah keinginan Roh,
maka akan mendatangkan kehidupan yang damai sejahtera. Keinginan Roh bisa kita
jabarkan bahwa apa yang kita inginkan mempunyai motivasi untuk kemuliaan nama
Tuhan, sehingga keinginan ini akan berbuah perasaan sukacita, kelegaan, kebanggaan
(hal-hal yang mendatangkan damai sejahtera). Sekarang tinggal bagaimanakah kita
mengambil keputusan untuk menentukan keinginan. Ingin yang mana?
Keinginan demi kemuliaan nama Tuhan yang mendatangkan damai sejahtera
ataukah keinginan diri sendiri yang mendatangkan kegelisahan hati? [dee]
Makin banyak keinginan, makin mengelisahkan.
Makin sedikit keinginan makin menyejahterakan.
Makin banyak keinginan, makin mengelisahkan.
Makin sedikit keinginan makin menyejahterakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar